Hukum

Malaysia Fokus Usut Dugaan Pilot MH370 Bunuh Diri

Kuala Lumpur-Kepolisian Malaysia masih menginvestigasi kasus hilangnya pesawat Malaysia Airlines MH370 sejak 8 Maret lalu. Salah satu kemungkinan yang diusut polisi adalah dugaan pilot pesawat bunuh diri dalam pesawat.
 
"Kepolisian menginvestigasi kemungkinan ini (pilot bunuh diri)," kata Menteri Transportasi Malaysia Datuk Seri Hishammuddin Hussein, seperti dikutip dari laman The Star edisi 17 Maret 2014. 
 
Namun, dia menolak menjawab apakah ada kemungkinan salah satu dari 227 penumpang dan 12 kru pesawat yang mengalami masalah pribadi. "Saya tidak bisa mengatakan hal itu saat ini," kata dia.
 
Menurutnya, Pemerintah tidak akan menahan informasi yang bisa membantu penyelidikan kasus ini. Meski demikian, imbuhnya, Pemerintah tidak akan mengumumkan informasi yang belum diverifikasi. 
 
Dalam pengusutan kasus ini terungkap bahwa seseorang dalam pesawat itu telah mematikan dengan sengaja Aircraft Communications Addressing and Reporting System (ACARS) setelah melewati Kota Baru. Kemudian, alat transponder juga dimatikan saat pesawat dekat Igari.
 
Dalam jumpa pers itu, CEO Malaysia Airlines Ahmad Jauhari Yahya mengatakan, transmisi terakhir dari ACARS terjadi pada 1.07 dinihari, 8 Maret lalu. Namun, tidak diketahui secara tepat kapan alat itu dimatikan. Yang pasti, alat itu tidak mengirim sinyal 30 menit kemudian, seperti yang diprogramkan. 
 
Hasil investigasi awal juga menunjukkan bahwa kopilot Fariq Abdul Hamid lah yang berbicara dalam komunikasi terakhir dengan air traffic control (ATC). Komunikasi terakhir ini tercatat pukul 1.19 dinihari. Dan kata-kata yang  tidak baku dalam percakapan antara kokpit dengan menara pengawas, yaitu: "Baiklah, selamat malam".
 
Lebih lanjut, Ahmad Jauhari menjelaskan bahwa setiap calon pilot harus menjalani berbagai tes psikologi dalm proses perekrutan. "Ke depan, kami akan evaluasi semua tes ini dan apa yang bisa kami lakukan untuk memperkuat, memperketat semua tahapan perekrutan pilot," jelasnya. (rep05)