Kesulitan Bahan Baku

Industri Kapal Kayu Perlu Perhatian

BAGANSIAPIAPI - Industri kapal kayu di kota Bagansiapiapi yang merupakan produk unggulan bagi Kabupaten Rohil, perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah daerah. Pasalnya, belakangan ini industri tersebut kian memprihatinkan dalam hal kebutuhan bahan baku kayu.

 
Kepala Dinas Pendapatan Daerah (Dipenda) Kabupaten Rohil, Drs H Wan Achmad Saiful M Si, Senin (22/04) mengakui hal tersebut. Namun, Wan Saiful mengatakan, untuk mengatasi hal ini tidak serta merta harus di limpahkan kepada pemerintah daerah saja.
 
"Tanpa adanya perhatian yang serius dari semua pihak, terutama pemerintah. Tidak tertutup kemungkinan keberadaan industri kapal kayu mengalami kemunduran. Mengingat produk unggulan ini sudah terkenal hingga ke manca negara. Maka segala bentuk permasalahannya harus secepatnya disikapi serius," sebutnya.
 
Kadipenda Rohil ini mengakui, industri kapal kayu memiliki nilai investasi yang cukup tinggi. Lebih lanjut, Wan Saiful menjelaskan, mengingat adanya hambatan dan kendala berkaitan soal bahan baku, ada beberapa pengusaha industri kapal kayu yang terpaksa membuka usaha serupa di daerah lain. 
 
Hanya saja, berapa jumlah pengusaha industri kapal kayu yang membuka usaha serupa di daerah lain tersebut tidak dapat diketahui secara mendetail. "Saya tidak mengetahui secara mendetail tentang berapa banyak pengusaha industri kapal kayu yang membuka usaha serupa di daerah lain itu. Namun yang jelas, itu tetap ada. Ada yang membuka usaha serupanya di Dumai maupun di Kalimantan sana," sebutnya. 
 
Adanya pengusaha industri kapal asal kota Bagansiapiapi, Kabupaten Rohil yang membuka usaha serupa di daerah lain terdapat di kota Dumai, tepatnya di Kelurahan Batu Teritip, Kecamatan Sungai Sembilan. Industri kapal kayu yang ditangani langsung oleh pengusaha Bagansiapiapi di kota Dumai tersebut tercatat sebanyak tiga unit.
 
"Pengusaha industri kapal kayu asal Bagansiapiapi sudah banyak yang membuka usahanya di daerah lain. Untuk di Riau berada di Dumai. Yang paling banyak itu luar Riau seperti di Cirebon dan Kalimantan Barat," jelasnya. (rep-01)