Hukum

24 Orang tewas dalam bentrokan di Benghazi

Pertempuran sengit berkecamuk kemarin antara sebuah kelompok gerilyawan dan militan Islam di kota terbesar kedua di Libya, Benghazi, menewaskan setidaknya 24 orang dan melukai lebih dari 140 orang lainnya. Ini seperti dilaporkan beberapa sumber medis.

Rumah Sakit Abyar dan Rumah Sakit Almarj di Benghazi masing-masing menerima empat mayat, sementara di Rumah Sakit Galaa menerima tujuh mayat dan Pusat Medis Benghazi menerima sembilan mayat. Jumlah korban cedera sejauh ini telah mencapai 146 orang, seperti dilansir situs china.org.cn, Sabtu (17/5).

Beberapa saksi mata mengatakan sebuah kelompok gerilyawan garis keras yang dipimpin oleh Mayor Jenderal (Purn) Khalifa Haftar melancarkan serangan saat fajar terhadap sebuah kelompok militan Islam di Benghazi untuk membersihkan kota itu dari pelaku terorisme.

Juru bicara Haftar mengatakan angkatan darat nasionalnya sedang dalam proses membersihkan Benghazi dari bermacam kelompok pelaku teror. Mereka telah membom banyak pangkalan militan, termasuk milik Ansar al-Sharia dan kompleks milik Brigade 17 Februari. Media lokal menyatakan senjata berat dan ringan digunakan selama bentrokan itu, sehingga menewaskan banyak orang.

Baku-tembak antara kedua pihak sekarang berpusat di Wilayah Sidi Faraj dan Hawari di bagian selatan kota tersebut sementara pertempuran masih berkecamuk. Suara ledakan sporadis masih terdengar pada Jumat malam.

Pada Jumat malam, Kepala Staf Militer Libya Abdessalem Jadallah al-Salihin mengatakan di sebuah jumpa pers bahwa serangan itu tidak disahkan oleh pemerintah sementara, dan dia menentang setiap kelompok bersenjata yang berusaha menguasai Banghazi dengan menggunakan angkatan bersenjata. Salihin juga membantah keterlibatan militer nasional dalam serangan tersebut.

Dia menjelaskan tentara Haftar melanggar perintah kepala staf dengan memasuki Benghazi, yang sangat merusak keamanan di kota itu.

Perdana Menteri Libya Abdullah Thinni mengutuk serangan tersebut sebagai 'kudeta' terhadap pemerintah sementara. Dia juga meminta Haftar mengendalikan diri dan melawan setiap godaan untuk masuk tanpa diundang.

Benghazi adalah tempat lahirnya protes pada 2011 terhadap penguasa negeri itu Muammar Qaddafi. Kota itu telah menyaksikan peningkatan drastis kerusuhan dan menjadi pangkalan utama kelompok ekstremis di negara Afrika Utara itu sejak seorang duta besar Amerika untuk Libya tewas pada 2012 lalu.

Pemerintahan sementara Libya telah gagal menyita senjata dan amunisi yang tersebar di seluruh negeri itu, sehingga menjadi ancaman utama bagi keamanan masyarakat. (cr01/mdc)