Harga TBS Turun di Awal Februari
Pekanbaru - Memasuki minggu pertama Februari, harga tandan buah segar (TBS) masih menunjukkan fluktuasi. Setelah pada akhir Januari kemarin harga kelapa sawit naik sebesar Rp 30/kg, maka minggu ini kembali turun tipis sebesar Rp10,52/kg.
Hal ini terungkap dari Rapat Tim Penetapan Harga TBS yang dilaksanakan di Aula Kantor Dinas Perkebunan (Disbun) Provinsi Riau, Selasa (4/2). Menurut Ketua Tim Penetapan Harga TBS, Ferry HC Ernaputra, penetapan harga tersebut berlaku untuk tanggal 5-11 Februari 2014 mendatang.
"Dalam rapat diputuskan harga TBS untuk umur 3 tahun, sebesar Rp1.403,64/kg, umur 4 tahun Rp1.567,67/kg, umur 5 tahun sebesar Rp1.677,62/kg, umur 6 tahun Rp1.726,75/kg dan umur 7 tahun sebesar Rp1.792,72/kg. Kemudian umur 8 tahun Rp1.848,60/kg, umur 9 tahun Rp 1.907,83/kg dan umur 10 tahun ke atas sebesar Rp1.961,13/kg," ujarnya.
Selanjutnya, terang Ferry, untuk Palm Kernel Oil (PKO) adalah sebesar Rp5.838,09/kg dan harga CPO Rp8.794,93/kg dan indeks K adalah 88,29." Adapun sumber data yang digunakan ini berasal dari tim harga PTPN V, Sinar Mas Group, Astra Agro Lestari, Asian Agri Group, PT Citra Riau Sarana dan PT Musim Mas," sebutnya.
Ferry menambahkan, penurunan harga ini diakibatkan adanya penyesuaian bea transpor dan perdagangan CPO. Sementara itu, pada saat rapat Ferry juga mengungkapkan bahwa ada peluang yang harus ditangkap oleh perusahaan Riau yang menghasilkan CPO, untuk mengekspor produk CPO-nya ke Pakistan sebesar Rp4 juta metrik ton. Order dari Pakistan tersebut merupakan buah kesepakatan Pre Ferential Trade Agreement (Perjanjian Kerjasama Istimewa) antara Pakistan dan Afrika.
“Jadi, diprediksi bahwa harga CPO dan TBS akan terus berada pada level tertinggi, yakni di atas Rp1.900 per kilogram dalam beberapa bulan ke depan,” katanya.
Menyikapi hal ini, Kepala Dinas Perkebunan (Disbun) Riau, Drs Zulher MS, mengungkapkan penurunan harga sebesar Rp10.52/kg ini merupakan hal yang wajar. Imbas dari perdagangan yang terkadang fluktuatif.
“Yang terpenting bagi kita, jangan sampai harga TBS di bawah Rp1.500/kg. Jika harga ini menyentuh harga Rp1.500/kg maka pihak petani akan sangat dirugikan,” ungkap Zulher.
Fluktuasinya harga TBS juga diyakini Kadisbun Riau akibat dariimbas masih adanya stigma dan penilaian pasar global terhadap bisnis kelapa sawit yang tidak ramah lingkungan. Makanya, salah satu solusi, dengan menyusun Indonesian Suistainable Palm Oil (ISPO) sebagai kerangka acuan bagi pelaku usaha sub sektor perkebunan dalam mengelola usahanya.
"Saat ini di Riau, baru tiga perusahaan yang telah memiliki izin ISPO. Dan yang telah diverifikasi dan layak untuk diusulkan adalah 162 perusahaan dari 257 perusahaan perkebunan yang ada di Riau," sebut Zulher.
Menurutnya, jika perusahaan telah memiliki sertifikat ISPO maka harga TBS akan tinggi dan tak akan terjadi fluktuasi harga sewaktu-waktu. "Untuk itu, kita imbau kepada perusahaan sub sektor perkebunan agar segera mengurus sertifikasi ISPO tersebut," ucapnya. (cr01/mtr)
Tulis Komentar