Fokus Rohil

Tiap Tahun, Kedelai Rohil di Ekspor ke Sumut.

BAGANSIAPIAPI - Wilayah Kabupaten Rokan Hilir terkenal sebagai penghasil kedelai yang cukup besar, namun, kacang kedelai yang di panen setiap tahunnya telah di ekspor ke pulau Sumatra yaitu Sumatra Utara. Pasalnya, Rohil hanya cukup penghasil bahan baku kedelai namun untuk mengelolanya Rohil belum memiliki Industri Hilir. Sehingga harus di ekspor ke luar daerah.


"Setiap tahunnya kita (Rohil, red) panen kedelai, kedelai yang kita hasilkan tetap dijual ke Sumut. Hal ini karna kita belum memiliki Industri Hilir pengelola kedelai, padahal Rohil termasuk lumbung kedelai di Riau,"ujar Kepala Dinas Pertanian Rohil, melalui Kabid Produksi Pertanian, Suriadi. Kepada Rohilonline, Kamis (12/9) di Bagansiapiapi.

Menurutnya, Selama ini para petani kedelai di Rohil telah mengeluhkan tidak adanya pengelolaan industri kedelai tersendiri, namun para petani harus mempersiapkan kedelai hasil panenya dengan mengemas bagus-bagus untuk di jual ke luar daerah,"padahal kedelai yang ada di Rohil sangat luas yaitu 500 hektar dengan penghasil panen sebanyak 2.500 ton setiap tahun, artinya dengan jumlah total 2000 tanaman setiap tahunnya,"ungkap Suriadi.

Untuk penghasilnya, Tambah Suriadi. Rohil memiliki dua wilayah penghasil yaitu di desa Pedamaran Kecamatan Pekaitan, dan Sinoboi Kecamatan Sinoboi. Namun untuk yang lebih luas dan banyaknya penghasil kedelai berada di pekaitan, sementara Sinoboi masih minim yaitu dengan luas 50 hektar,"jadi setiap tahunnya, Tani Rohil melakukan panen kedelai tiga kali setahun, dan rata-rata ratusan ton. Nah, semuanya di bawa ke luar daerah untuk di jual,"cetus Suriadi.

Soal harga, Lanjutnya, saat ini para petani masih menguntungkan dan sangat mahal, hal ini karna adanya pengaruh lonjakan rupiah di tambah produksi dalam negeri yang sangat berkurang. Sehingga harga bahan baku kedelai cukup tinggi,"di saat kuatnya dolar sekarang ini, harga kedelai cukup menguntungkan petani dari harga biasanya, yang sebelumnya Rp4000 perkilo, namun saat ini mencapai Rp6000 perkilonya,"rinci Suriadi.

Sementara itu, Lanjutnya. Dalam penyediaan bibit kedelai masih di tangguung oleh para petani sendiri, tanpa bantuan dari Pemerintah, hal ini suatu yang sangat membanggakan untuk pada petani di Rohil. Tanpa adanya bantuan pemerintah masih bisa berusaha dengan sendiri.

"Dalam dua tahun ini bantuan dari pemerintan tidak ada, baik dari Program pemerintah pusat, Propinsi mapun Rohil, hanya untuk Pemkab Rohil tahun ini hanya ada menediakan bibit untuk pembibitan lagi, artinya hasil dari bibit itu tidak untuk di panen namun di buat bibit kembali. Sementara terhadap lahan khusus tani kedelai masyarakat belum memiliki, selama ini lahan yang di gunakan bersifat tanam guling atau musiman, artinya kalau musim hujan maka di tanam padi dulu, selesai panen padi tersebut baru di lakukan penanaman kedelai,"timpal Suriadi.(rep7)