Fokus Rohil

Bapedalda akan Bina 6 Desa Proklim Rohil

ilustrasi

BAGANSIAPIAPI - Kabupaten Rohil memiliki enam desa Program Kampung Iklim (Proklim) tersebar di beberapa kecamatan seperti, Batu Hampar, Rimba Melintng, Bangko Pusako dan Kubu. Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (Bapedalda) Rohil, akan melakukan pembinaan dalam upaya persiapan mengikuti penilaian tingkat provinsi Riau maipun nasional.

"Dari enam desa Proklim, satu desa dinilai telah berhasil dan malahan telah mendapatkan penghargan terbaik tingkat nasonal. Desa Proklim terbaik itu yakni Kepenghuluan Mukti Jaya. Malahan, PPL swadaya Mukti Jaya, Alkahfi Sutikno telah diberikan kesempatan sebagai narasumber pada peringatan Hari Lingkungan Hidup di Jakarta," sebut Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah Rohil, H Bakhtiar ST, Selasa (2/7).

Atas keberhasilan Kepenghuluan Mukti Jaya, Kecamatan Rimba Melintang meraih penghargaan tingkat nasional sebagai desa Proklim, tambah Bakhtiar, maka program serupa perlu dikembangkan di beberapa kepenghuluan yang ada di wilayah Kabupaten Rohil. "Atas pertimbangan itulah, kita sudah memiliki enam daerah yang menjadi desa Proklim yang tersebar di empat kecamatan," urainya.

Keenam desa Proklim itu, lanjut Bakhtiar, yakni Kepenghuluan Bantaian Baru, Kecamatan Batu Hampar, Kepenghulun Pematang Sikek dan Kepenghulun Seremban Jaya, Kecamatan Rimba Melintang, Kepenghuluan Sungai Manasib dan UPT N 12 Sungai Manasib, Kecamatan Bangko Pusako serta Kepenghuluan Seigajah Makmur, Kecamatan Kubu. "Tim verifikasi dari BLH dan KLH bakal turun ke daerah-daerah itu dalam waktu dekat ini. Kategori Proklim yang diajukan adalah daerah yang memiliki kegiatan adaptasi dan mitigasi yang dilaksanakan oleh masyarakat secara swadaya," jelasnya.

Contoh kegiatan adaptasi perubahan Iklim, tambah Bakhtir, adalah penanaman pohon dan pertanian pangan serta lainnya. Sedangkan kegiatan mitigasi perubahan iklim adalah pengolahan limbah menjadi sesuatu yang bermanfaat. "Kita lihat, di Mukti Jaya itu masyarakatnya sangat kreatif dan inovatif. Limbah apapun bisa dimanfaatkan menjadi yang berguna. Misalnya, limbah ternak bisa menjadi biogas. Intinya, untuk desa Proklim itu, peran serta dan dukungan masyarakat sangat diperlukan," harapnya. (rep/01)