Nasional

4 Kartunis Nyentrik Korban Serangan Charlie Hebdo

Paris - Serangan terhadap Kantor Charlie Hebdo di Paris, Prancis, pada Rabu 7 Januari 2015 menewaskan empat kartunis majalah mingguan tersebut. Mereka adalah Stephane Carbonnier, Jean Cabut, Bernad Velhac, dan Georges Wolinski.
 
Keempat orang ini dikenal sebagai sosok seniman yang eksentrik. Selain gambar yang nyeleneh dan kerap memunculkan kontroversi, gaya hidup dan sikap mereka juga terbilang nyentrik. Berikut ini profil keempat kartunis Charlie Hebdo, seperti dirangkum dari Mashable.
 
1. Stephane Carbonnier
 
Pria yang akrab disapa Charb ini adalah Pemimpin Redaksi Charlie Hebdo. Charb cukup dikenal publik dan penikmat media di Prancis lantaran kerap tersandung perkara. Pada 2011, Charb masuk dalam daftar perlindungan polisi setelah Kantor Charlie Hebdo dilempari bom. Ini terjadi setelah media itu merilis gambar Charb soal sosok Nabi Muhammad SAW. Namun Charb tak kapok. "Satu-satunya hal yang menjadi ancaman bagi pers adalah sensor yang dilakukan oleh diri sendiri," kata dia kepada France24.
 
Pada 2013, Charb masuk dalam daftar sosok yang paling dicari oleh kelompok teroris Al Qaeda. Lagi-lagi, Charb tak takut. Charb tetap membuat karya-karya nyeleneh yang dia nilai sebagai bentuk kritik terhadap bermacam persoalan, termasuk agama. "Saya tidak menyalahkan siapa-siapa, saya memilih untuk mati berdiri daripada hidup tapi berlutut. Saya juga tak takut dengan aksi pembalasan," kata dia kepada Le Monde.
 
Hidup Charb pun berakhir di tangan teroris, yang tak suka dengan karya dan sikapnya. Dalam serangan berdarah Rabu siang, para teroris dikabarkan mencari dan menanyakan sosok Charb pada beberapa orang. Setelah bertemu muka dengan Charb, si eksekutor langsung memberondongkan timah panas 7,62 milimeter dari moncong senapan Avtomat Kalashnikov 47. 
 
2. Jean Cabut
 
Cabut yang kini berusia 76 tahun adalah kartunis andalan Charlie Hebdo. Dengan nama pena Cabu, dia telah menggambar lebih dari 35 ribu kartun. Penampilannya unik dan gampang dikenali, yakni rambut acak-acakan dengan kacamata bulat serta senyuman ramah. "Kadang humor itu menyakitkan, tapi humor dan ledekan adalah satu-satunya senjata kami," demikian ungkapan sikap Cabu, dalam sebuah wawancara pada 2012. Seniman Prancis pun mengatakan Cabu adalah kartunis paling berbakat pada zamannya, dan dia menjadi sosok yang banyak ditiru seniman lain.
 
3. Bernard Velhac
 
Bernard Velhac, yang dikenal dengan nama pena Tignous (artinya hama dalam dialek Prancis Selatan), dikenal sebagai seniman dengan pandangan leftist. Pria berusia 58 tahun ini kerap melontarkan kritik melalui seni gambar pada kapitalisme. Tignous pernah menerbitkan buku kumpulan kartun berjudul “Five years under Sarkozy” yang berisi kritik mengenai kepemimpinan Presiden Prancis, Nicolas Sarkozy. Dia juga bergabung dengan grup seniman Cartoonists for Peace.
 
4. Georges Wolinski
 
Wolinski lahir di Tunisia pada 80 tahun lalu. Dia tewas bersebelahan dengan sobat-sobatnya, Cabu, Tignous, dan Charb. Harian Le Monde menjuluki Wolinski sebagai legenda hidup dari kebebasan pers dan guru sekaligus bapak spiritual dari kalangan kartunis. Perkataan Wolinski yang terkenal adalah humor tidak mengenal batas politik atau agama tertentu. Soal humor, dia mungkin punya gudangnya. Dalam sebuah wawancara, Wolinski mengaku ingin dikremasi atau dibakar saat dia wafat. Dia meminta kepada istrinya untuk membuang abu jenazahnya ke dalam toilet, "Agar setiap hari bisa melihat bokongmu." (rep01)