Politik

Jika Suara Pileg Jeblok, Pencapresan Aburizal Dievaluasi

Jakarta-Wakil Sekretaris Jenderal Partai Golkar Musfihin Dahlan mengungkapkan adanya kemungkinan DPP Partai Golkar mengevaluasi pencalonan Aburizal Bakrie sebagai presiden yang diusung Golkar.
 
Keputusan itu akan diambil setelah adanya hasil pemilihan legislatif yang berlangsung 9 April 2014. "Nanti lihat perkembangannya, Golkar sangat dinamis di dalam, selalu ada mekanisme evaluasi. Setelah legislatif, akan ada rapimnas yang bisa mengubah segala-galanya," kata Musfihin dalam sebuah diskusi di Jakarta, Minggu (23/3/2014).
 
Menurutnya, kemungkinan untuk mengevaluasi pencapresan Aburizal tergantung pada peserta rapimnas nantinya. Dalam 12 hari menjelang pemilu legislatif, katanya, DPP Partai Golkar akan melihat perkembangan elektabiltas Aburizal.
 
"Kalau misalnya tidak tercapai, stakeholder Golkar kan juga realistis melihat ini. Selalu ada jalan keluar, bukan artinya oportunis tapi selalu ada kita cari solusinya setelah pileg nanti, sekarang kan belum bisa," tuturnya.
 
Menanggapi pencapresan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) oleh PDI-Perjuangan, Musfhin mengatakan bahwa bagi Golkar, Jokowi bukan musuh atau pun lawan politik. Terbuka kemungkinan negosiasi politik antara Golkar dengan PDI-P nantinya. 
 
"Stok Golkar banyak. Kalau enggak dapat presiden, capres banyak. Ada JK, Akbar, Agung, Priyo, yang muda, tua, banyak. Lengkap lah di Golkar," sambung Musfihin. 
 
Dia juga mengomentari beredarnya video perjalanan Aburizal ke Maladewa bersama dengan Marcella dan Olivia Zalianty. Menurut Musfihin, masalah video ini tidak akan diusut DPP Partai Golkar. 
 
Dia mengatakan, DPP tidak mengurusi masalah pribadi semacam itu. Perjalanan Aburizal ke Maladewa, menurutnya, bukan dalam rangka tugas partai. Opini negatif terkait video perjalanan Aburizal ini diangga Musfihin sekadar gosip yang tidak berpengaruh terhadap internal partainya. Golkar, kata dia, lebih rasional dalam memandang beredarnya video tersebut. (rep05)