ISG Dialihkan ke Palembang

Ketua KOI Minta Maaf ke Rusli Zainal dan Warga Riau

JAKARTA - Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI), Rita Subowo, mengaku telah meminta maaf kepada Gubernur Riau, HM Rusli Zainal, atas pemindahan tempat pelaksanaan Islamic Solidarity Games (ISG) III dari Pekanbaru ke Palembang, Sumatera Selatan. Rita berharap masyarakat Riau bisa memahami pemindahan itu.

Rita menyadari pemindahan itu melukai perasaan masyarakat Riau. Apalagi, Riau telah jauh hari mempersiapkan diri sebagai tuan rumah iven olahraga negara-negara Islam tersebut. "Kami sudah datang ke Bapak Gubernur Riau untuk memohon izin memindahkan lokasi ISG dari Pekanbaru. Kita tahu tentang perasaan masyarakat Riau seperti apa," kata Rita di Jakarta, Kamis (18/7).

Sebagai gantinya, Rita menjanjikan Riau sebagai tuan rumah iven olahraga internasional bergengsi lainnya di masa depan. “Kami akan beri peluang dan mempersiapkan Riau jika suatu saat Indonesia dipercaya kembali menjadi tuan rumah iven olahraga internasional,“ katanya.

Kendati pemindahan ISG ke Palembang telah diumumkan dua pekan silam, namun hingga kini Keputusan Presiden (Keppres) yang menunjuk Riau sebagai tuan rumah ISG belum direvisi. Akibatnya, kata Rita, panitia daerah di Palembang belum bisa bekerja maksimal sebelum turun Keppres baru.

Sebab, secara legal formal Palembang belum sah ditunjuk sebagai tuan rumah penyelenggara. Karena itu, Rita berharap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) segera menerbitkan Keppres yang baru. "Mudah-mudahan Keppres segera turun supaya proses-proses persiapan yang dilakukan panitia daerah bisa maksimal. Kalau tidak segera diterbitkan, Sumsel pasti keberatan mengingat waktunya mepet," kata Rita.

Sebelumnya, ISG bakal digelar di Riau pada Juni lalu. Rencana itu ditunda mengingat Riau dianggap tidak siap. Selain sejumlah venue (tempat pertandingan) belum layak digunakan, bahkan status Gubernur Riau Rusli Zainal juga tersangkut masalah hukum juga dipermasalahkan.

Pada akhirnya, muncul wacana memindah lokasi penyelenggaraan ke Jakarta. Namun, setelah dibicarakan di tingkat menteri, ISG diputuskan digelar di Palembang. "Meski begitu kami harap semua bisa memahami dan tetap menjaga persatuan dan kesatuan," terangnya.

Pada ISG ketiga itu, semula akan mempertandingkan 17 cabang. Namun, tiga cabang di antara sepi peminat sehingga harus dicoret. Ketiganya yaitu sepak takraw, panjat dinding dan perahu naga. Sedangkan 14 cabang yang diperlombakan adalah atletik, panahan, akuatik, bulu tangkis, basket, sepak bola, karate, taekwondo, tenis, bola voli (pantai dan indoor), angkat besi, wushu, pencak silat dan senam.

Untuk cabang yang disebut terakhir juga terancam dicoret karena hanya diminati lima negara. Padahal sesuai ketentuan ISSF, olahraga bisa dipertandingkan jika mendapat dukungan minimal delapan negara.

"Finalisasi cabang akan dibahas di Kongres ISSF pada 22 Juli di Jeddah. Jadi tunggu kepastian di kongres dan nanti akan diumumkan langsung oleh ISSF. Yang pasti tidak ada kepentingan dari KOI, panitia pusat dan daerah jika ada cabang yang harus dicoret. Karena jika tak memenuhi aturan, cabang olahraga termasuk senam, tidak akan diperlombakan," ujarnya.

Pelaksanaan ISG di Palembang juga berdekatan dengan Pilkada ulang di provinsi tersebut. Namun Rita berharap Pilkada yang digelar di sejumlah kota di Sumsel tak memengaruhi pelaksanaan pesta olahraga antarnegara Islami ini. "Semoga tak terjadi apa-apa kalau ada Pilkada ulangan," katanya.

Sementara itu, Komisi D DPRD Riau mendesak panitia lokal ISG di Pekanbaru segera melunasi segala gaji petugas panitia ISG yang belum dibayarkan. Jika hal ini tidak dilakukan, maka para petugas tersebut terancam untuk tidak bisa menikmati indahnya suasana hari raya 'Aidul Fitri yang tinggal beberapa minggu lagi.

“Itukan sudah hak mereka, dibayarkan dong, jangan ditahan lagi, bisa-bisa lebaran mereka nanti jadi terancam,” kata Ruslan Jaya, Wakil Ketua Komisi D DPRD Riau kepada riauterkinicom di Ruang Komisi D DPRD Riau, Jumat (19/7).

Menurutnya, tidak ada alasan bagi Pemprov Riau, khususnya panitia inti ISG untuk tidak membayarkan gaji tersebut. Apalagi para petugas itu sudah bekerja sesuai dengan tanggung jawabnya.

Hal senada juga diungkapkan Jabarullah, anggota Komisi D DPRD Riau lainnya. Menurutnya, anggaran Rp45 miliar untuk ISG dalam APBD Riau 2013, bisa dipakai untuk membayarnya. “Kan sudah ada anggaran Rp45 Miliar, pakai sajalah anggaran itu, lagipun belum ada Keppres yang mencabut Riau menjadi tuan rumah ISG. Jadi, tidak ada salahnya pakai dana itu,” ungkapnya seperti dilansir dari riauterkini.com.

Sebagai komisi yang membidangi olahraga. Pihaknya akan memanggil pihak-pihak atau instansi pemerintahan yang berkaitan dengan ini. “Dalam minggu besok, kita akan panggil Dispora, panitia inti ISG untuk menjelaskan ini semua, termasuk berapa anggaran yang sudah terpakai,” tutupnya.

Seperti yang diketahui. Sekitar 300 petugas panitia lokal ISG harus menjalani hari-hari berat selama direkrut untuk melakukan persiapan helat ISG yang akhirnya dipindahkan ke Palembang.

Sejak resmi direkrut melalui Surat Keputusan (SK) Rita Subowo selaku Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI) pada Januari 2013 silam, sekitar 100 anggota petugas panitia ISG belum pernah menerima gaji. Demikian juga dengan tambahan tenaga sekitar 200 orang yang diangkat pada 25 Maret 2013 dengan SK Ketua Umum Pelaksana ISG, M Rusli Zainal. (rep/01)