Politik

Mengganti Fahri Hamzah sebagai Pimpinan DPR Dinilai Wajar

JAKARTA -- Pengamat politik Fachri Ali menilai, sangat wajar Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengganti posisi Fahri Hamzah dari kursi pimpinan DPR RI. Menurut Fachri, sikap Fahri Hamzah belakangan ini justru merugikan partainya.
 
Sebab, Fahri terlihat membela koleganya, Ketua DPR RI Setya Novanto dalam perkara 'Papa Minta Saham'. Apa yang dilakukan Fahri dengan pernyataan-pernyataannya membela Novanto dinilai merugikan PKS.
 
Menurut Fachri, siapa pun yang membela Novanto di kasus dugaan pelanggaran kode etik tersebut akan merugikan partainya masing-masing. Jadi, wajar kalau PKS akan merotasi posisi Fahri dari kursi Wakil Ketua DPR karena perkara etik yang menjerat Setya Novanto.
 
"Ya, jelaslah itu kaitannya dengan kemarin di sidang etik (Setnov), kalau itu terjadi (pencopotan Fahri)," kata Fachri Ali, seperti dilansir Republika.co.id, Senin (21/12).
 
Menurut Fachri Ali, pernyataan-pernyataan Fahri Hamzah ketika Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) memproses perkara Setya Novanto jelas merugikan PKS. Sebenarnya, sidang etik yang digelar MKD tersebut menempatkan siapa pun yang membela Setnov pasti akan rugi.
 
Fachri menambahkan, Partai Golkar juga menerima imbas tersebut. Di pilkada serentak pertama pada 9 Desember kemarin, perolehan kemenangan Golkar dinilai anjlok karena perkara 'Papa Minta Saham'. "Jadi, siapa pun yang membela Novanto pasti merugikan partainya," ujar Fachri.
 
Menurut dia, PKS tepat kalau dasar pergantian Fahri dari Wakil Ketua DPR karena alasan manuver yang dilakukan Fahri dalam membela Novanto. Harusnya, PKS memang mengganti Fahri dengan kader yang lebih berintegritas, bukan berkarakter politicking. Sosok itu dibutuhkan oleh PKS untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat pada PKS. "Yang membela Novanto diganti, itu sangat bisa diterima," tegasnya. (rep05)