Politik

Koalisi Prabowo Kuasai Parlemen, Rupiah Lesu Darah

Jakarta - Kondisi politik dalam negeri yang semakin tidak pasti menambah tekanan terhadap rupiah.
 
Seusai pemilihan pemimpin Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang dimenangkan Koalisi Merah Putih atau koalisi pro-Prabowo, kurs rupiah anjlok.
 
Pada perdagangan Rabu, 8 Oktober 2014, rupiah terus tertekan. Akhirnya, rupiah melemah dan ditutup pada level Rp 12.239 per dolar, turun 36,7 poin atau 0,30 persen.
 
Analis valuta asing, Lindawati Susanto, mengatakan rupiah tertekan oleh situasi politik dalam negeri. Investor menilai investasi kian diselimuti ketidakpastian sehingga melepaskan rupiah. “Investor khawatir terjadi masalah dalam pemerintahan di kemudian hari,” kata dia.
 
Lindawati mengatakan, sebagian investor memiliki preferensi tertentu terhadap Joko Widodo karena diyakini mampu mengelola birokrasi yang bersih dan ramah investasi. Namun parlemen yang dikuasai oleh koalisi pro-Prabowo dikhawatirkan bakal mengganggu agenda-agenda investasi.
 
Namun, kata Linda, ada faktor lain yang memperlemah rupiah. Investor, kata dia, menimbang hasil notulensi pertemuan rutin bank sentral Amerika Serikat (Fed Minutes), September lalu, yang memberi celah kenaikan suku bunga. Akhirnya, investor kembali mengakumulasi dolar.
 
Lindawati memprediksi rupiah masih akan cenderung tertekan. Pada perdagangan hari ini, Kamis, 9 Oktober 2014, rupiah hanya akan bergerak dalam rentang 12.150-12.250 per dolar. (rep01/tco)