Hukum

Inilah Bukti-bukti Brigadir Susanto Tembak AKBP Pamudji

Jakarta - Penyidik Polda Metro Jaya telah menetapkan Brigadir Susanto sebagai pelaku penembakan Ajun Komisaris Besar Pamudji, Kepala Pelayanan Detasemen Markas Polda Metro Jaya. Apa saja bukti bahwa Susanto menembak atasannya tersebut?
 
Menurut Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Rikwanto, hingga saat ini Brigadir Susanto belum mengakui perbuatannya. Namun penyidik menemukan alat bukti yang cukup bahwa dialah pelaku penembakan Pamudji.
 
Berdasarkan hasil otopsi, Pamudji mengalami luka tembak pada pelipis kiri tembus hingga pelipis kanan, tepatnya di atas telinga, dengan kemiringan 10-15 derajat. Sebelumnya, Pamudji ditemukan tewas dengan kondisi luka tembak pada bagian kepala di ruang piket Pelayanan Masyarakat Polda Metro Jaya, Selasa, 18 Maret 2014, sekitar pukul 21.30 WIB.
 
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Heru Pranoto menjelaskan, Pusat Laboratorium Forensik Mabes Polri menemukan jejak tangan Brigadir Susanto di lokasi kejadian. Hal tersebut, kata dia, menjadi dasar penyidik menetapkan Brigadir Susanto sebagai pelaku penembakan. "Mengenai motif masih didalami," kata Heru.
 
Heru mengungkapkan jejak lainnya. "Di tubuh pelaku ada sisa mesiu dan darah korban," ungkap Heru. Penyidik menemukan sisa pembakaran mesiu pada salah satu tangan Brigadir Susanto.Temuan itu diperoleh setelah penyidik melakukan rekonstruksi di lokasi kejadian tadi malam. Pada waktu yang sama, penyidik mengorek keterangan dari empat saksi yang merupakan anggota kepolisian. Barang bukti seperti pistol revolver dan proyektil sudah diamankan.
 
Heru menambahkan, ketika terjadi penembakan, hanya ada Brigadir Susanto dan Pamudji di ruang piket Pelayanan Masyarakat. Seorang polisi, Ajun Inspektur Satu Dede Mulyani, yang berada di luar ruang piket mengaku tiba-tiba mendengar suara tembakan dua kali.
 
Saat itulah, kata Heru, Dede melihat Susanto lari keluar dan menyatakan atasannya bunuh diri. Setelah dicek, tubuh Pamudji sudah bersimbah darah, sementara pistol tergeletak di sisi kiri tubuhnya. Susanto diduga melakukan pembunuhan itu karena kesal ditegur Pamudji. 
 
Saat bertugas piket malam itu, Susanto seharusnya datang mengenakan seragam dinas, tapi dia memakai baju bebas. Tak terima ditegur, Susanto marah. (rep05)