Pilihan
Mendagri: Tanggung Jawab Kepala Daerah ke Rakyat, Bukan Partai
Sabtu, 22 Februari 2025
Cuti Bersama 2025 dan Libur Awal Ramadhan 1446 H Resmi Ditetapkan
Sabtu, 22 Februari 2025
Gubri Abdul Wahid Sampaikan Program 100 Hari Kerja Usai Dilantik
Jumat, 21 Februari 2025
Jokowi Imbau Kepala Daerah PDIP Hadir Retret: Ini Urusan Pemerintahan
Jumat, 21 Februari 2025
Setelah di Lantik Presiden, Masyarakat Rohil Menunggu Janji Manis Bupati dan Wakil Bupati Yang Baru
Kamis, 20 Februari 2025

Dua Sejoli Pembunuh Ade Sara Dinilai Psikopat
Senin, 10 Maret 2014 - 02:45:00 WIB

Jakarta — Tersangka pembunuh Ade Sara Angelina (18) yakni pasangan kekasih Assyifa Ramadhani (18) dan Ahmad Imam Al Hafitd (19) sempat tertawa dan tersenyum saat diperiksa penyidik kepolisian di Polres Bekasi.
Apa makna dan arti tawa mereka ini? Sebagian orang lebih memilih menilai mereka sebagai psikopat atau penderita ganggguan jiwa atau gangguan kepribadian yang identik dengan perilaku kejam tanpa penyesalan atau tanpa rasa takut.
Menanggapi hal ini Pakar Psikologi Forensik, Reza Indragiri Amriel, menuturkan bisa saja tawa dan senyum keduanya itu menandakan mereka memang psikopat. Namun, katanya, psikopat adalah sifat dalam keadaan menetap.
"Untuk memastikannya, harus diamati dalam jangka waktu lama," kata pengajar di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian ini, kemarin.
Menurut Reza, karena senyum dan tawa mereka diamati hanya dalam waktu pendek, ia menganggap hal itu menandakan state atau keadaan incidental atau temporer atau sementara. Hal ini, kata Reza, adalah pertanda keduanya mengalami disorientasi atau kebingungan. "Karena kondisi psikologis mereka yang belum stabil," katanya.
Menurut Reza, dengan itu disorientasi pada mereka timbul, karena ada perasaan takut, berduka, pasrah dan tidak merasa apa-apa, yang datang silih berganti. "Semua perasaan dirasakan silih berganti. Akhirnya ada disorientasi atau kebingungan pada mereka," ujar Reza.
Semestinya, menurut Reza, karena stres mereka masih tinggi, pemeriksaan harus ditunda. "Dan polisi sebaiknya jangan terburu-buru, melakukan pernyataan pers bahwa pelaku sudah mengakui perbuatan mereka," kata Reza. Hal ini, kata Reza, juga untuk menghindari kemungkinan adanya false confession atau pengakuan keliru yang diutarakan keduanya. (rep05)
LAINNYA
Tulis Komentar