Awas, Pemijat Plus Makin Agresif Saat Bulam Puasa
Jakarta-Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mewajibkan seluruh tempat hiburan yang berbau mesum tutup selama Bulan Ramadan. Panti pijat dan spa plus yang masuk kategori tempat hiburan pun terpaksa tidak beroperasi. Para pemijat plus dan pengusaha spa mengeluh membayangkan kerugian yang akan diderita.
"Ya bagaimana lagi, kita tutup sesuai aturan saja. Sudah empat tahun kita di sini dan setiap Bulan Ramadan selalu tutup," kata Selvi, salah seorang pengelola pijat plus di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Jumat (5/7).
Selvi menambahkan Sabtu (6/7) merupakan hari terakhir spa dan panti pijat yang dikelolanya beroperasi. Dia meliburkan seluruh gadis pemijat yang jumlahnya 18 orang. Selvi mengaku rugi, dia harus memberikan bingkisan lebaran dan kehilangan penghasilan sebulan penuh.
"Mereka kan tidak saya gaji. Hanya dapat uang persenan setiap memijat dan dari tip pelanggan. Kalau THR juga tidak ada. Saya hanya kasih bingkisan, isinya kue, dan sembako. Itu saja," kata wanita berusia 30an ini pada merdeka.com.
Reni (21), seorang pemijat plus juga mengaku bingung menghadapi Ramadan. Dia tak punya penghasilan lain selain dari pijat. Tidak bekerja sebulan penuh berarti tak ada pemasukan sama sekali untuk gadis manis ini.
"Iya, tutup nih. Besok diliburkan. Saya bingung juga. Ya paling sekarang lebih agresif aja kumpulin uang. Kita rayu pelanggan supaya mau kita servis lebih kan nantinya bisa kasih tip yang agak besar. Buat tabungan," kata Reni sambil tertawa.
Reni pun mengaku tak menolak jika ada pelanggan yang nanti minta dipijit saat dia sedang libur. Dia mengaku memang punya cukup banyak pelanggan. Jika tempatnya tutup, Reni mau melayani di luar kantor. Di Hotel atau apartemen pelanggan.
"Saya suka SMS pelanggan. Minta THR dong, sambil bercanda gitu. Ada beberapa yang mau kasih biasanya," jelas Reni.
Reni menuturkan penghasilan pemijat plus tidak besar. Dari satu paket yang diambil konsumen, dia hanya menerima Rp 5.000 sampai Rp 10.000 rupiah. Nah untuk mendapat tip, biasanya pengelola membebaskan pemijat yang disebut terapis untuk memberikan pelayanan lebih. Inilah yang disebut pijat plus. Pijat hanya menu pembuka saja, selanjutnya terapis menawarkan sesi yang lebih intim.
"Biasanya sekali servis plus itu bisa dapat Rp 150.000 sampai Rp 250.000. Sekali kadang dua sampai tiga kali. Tapi kadang ada juga konsumen yang tidak mau plus plus, hanya murni pijat saja. Kalau begitu paling dapat tip Rp 20.000."
Beberapa pemijat mengakui hal yang sama dengan Reni. Mereka bingung harus bagaimana mencari uang. Melayani konsumen di luar panti pijat menjadi alternatif yang sering digunakan.
Tapi tak semuanya seperti itu. Nina, seorang terapis di tempat lain mengaku hanya mau istirahat selama Ramadan. Gadis yang mengaku berasal dari Kalimantan ini memilih menghabiskan waktu di kos daripada mencari uang dengan melayani pelanggan. Menurutnya Ramadan adalah momen untuk berdoa.
"Saya bukan munafik. Tapi saya mau istirahat saja selama Ramadan. Ya satu bulan inginnya berdoa saja, nggak usah cari uang. Saya kemarin udah nabung, tapi kalau pulang kampung kurang uangnya. Di sini (kos) sajalah," kata Nina.(rep05)
Tulis Komentar