Sosialita

Jangan Salah, Tak Semua Perempuan Butuh Kata Cinta

Jakarta-Ucapan “Aku cinta kamu” adalah kalimat berdaya “magis” yang ditunggu-tunggu sejumlah besar perempuan dari kekasih atau suami. Namun, ternyata sebuah studi membuktikan bahwa ekspresi cinta terbaik lebih dari sebatas kata-kata manis yang menjanjikan.
 
Sebuah studi yang dirilis oleh Daily Mail, menyatakan bahwa komitmen merupakan landasan terbaik sebuah hubungan agar senantiasa langgeng dan harmonis.
 
Tracey Cox, pakar cinta dan seks, mengaku sepakat dengan hasil studi yang dimuat di Journal of Marriage and Family tersebut. “Saya percaya bahwa komitmen antarpasangan merupakan kunci kelanggengan hubungan. Di samping itu, hal lain yang tak kalah penting adalah bagaimana pasangan bertahan di masa sulit. Bagaimana mereka bersama-sama mencari solusi tanpa niat untuk berpaling atau meninggalkan pasangannya,” tutur Tracey.
 
 Hasil studi ini diperoleh dengan cara meneliti 172 pasangan yang telah menjalin hubungan minimal 11 tahun lamanya. Setiap pasangan diwajibkan untuk menjawab serangkaian pertanyaan yang tertulis dalam kertas survei. Hasilnya, mayoritas pasangan menjawab bahwa komitmen terhadap hubungan merupakan fondasi paling kokoh dibandingkan ucapan cinta setiap waktu.
 
Temuan ini menjadi bukti bahwa seseorang tidak lagi butuh diyakinkan dengan kata-kata cinta yang membuai hati. Pasalnya, hidup bersama satu orang dalam jangka waktu yang lama, bisa menimbulkan rasa bosan dan jenuh. Maka dari itu, dibutuhkan komitmen yang lebih dalam daripada cinta.
 
Mayoritas pasangan yang bertahan lebih dari satu dekade, mengatakan bahwa komitmen membuat hubungan mereka tetap hangat, mesra dan harmonis. Sebaliknya, pasangan yang tak lagi bersama sebelum satu dekade, mengaku kalau cinta yang terlalu dalam menjadi “biang keladi” perpisahan mereka. Para peneliti pun akhirnya menyimpulkan bahwa cinta saja tidak menjamin kelanggengan sebuah hubungan.
 
Selanjutnya Tracey pun menambahkan, kualitas cinta sempurna seperti yang sering digadangkan dalam film drama romantis Hollywood, hanyalah fantasi yang melelahkan. Menurutnya, cinta yang realistis dan saling menerima kekurangan serta kelebihan pasangan, justru lebih mampu meneguhkan hubungan dari segala bentuk gangguan.
 
Lalu, bagaimana dengan seks? Banyak pihak yang mengatakan bahwa sering bercinta ampuh mempertahankan hubungan. Ternyata, anggapan ini tidak sepenuhnya benar. Sebab, bukan kuantitas yang menentukan, melainkan kualitas seks itu sendiri.  Seks terbaik adalah yang memberikan kenyamanan, kehangatan, dan rasa disayangi oleh masing-masing pasangan.  (rep05)