Hukum

Tambang Batubara Meledak, 1 Tewas, 4 Terkubur

PADANG - Satu orang pekerja tambang tewas dan empat orang lain masih terkubur ketika tambang batubara rakyat di Desa Batu Tanjung, Kecamatan Talawi, Kota Sawahlunto, Sumatera Barat, meledak, Jumat (24/1) siang. Ledakan diduga dipicu tingginya gas metan di dalam lubang tambang tersebut.

Kapolda Sumatera Barat, Brigjen Pol Nur Ali, mengatakan ledakan terjadi di lokasi tambang batubara Wilayah Izin Usaha Pertambangan (WIUP) PT Dasrat Parambahan. "Pertambangan itu dikelola oleh Musliadi," kata Nur Ali, Jumat (24/1).

Dijelaskannya, ledakan terjadi saat lima orang karyawan perusahaan tambang tersebut atas nama Zulhedi atau Edy (31), K Munir, Nofrianton, Komaruddin dan Afan Efendi sedang bekerja di lubang-lubang pengambilan batubara di lokasi pertambanga itu. "Tiba-tiba terjadi ledakan dan menyebabkan lubang ambruk," katanya.

Akibat ledakan itu, kelima karyawan itu langsung  sedang bekerja terkubur dalam lubang. Satu orang sudah berhasil dievakuasi, sementara empat orang lainnya belum diketahui nasibnya. "Satu orang atas nama Edi telah dievakuasi, korban mengalami luka di bagian kepala dan meninggal di tempat kejadian," ujarnya.

Hingga berita ini diturunkan, Tim SAR gabung masih mencari empat orang korban yang masih terkubur. "Hingga saat ini empat orang korban masih dilakukan pencarian yang berada di dalam lobang tambang," kata Kabid Humas Polda Sumbar, AKBP Syamsi, di Padang, Jumat (24/1).

Menurut dia, Tim SAR belum mengetahui kondisi empat orang yang berada di dalam goa tambang batu bara tersebut. "Sedangkan satu orang korban atas nama berhasil ditemukan dalam kondisi meninggal dunia, Tim SAR telah membawa korban ke RSUD Sawahlunto.

Lokasi kejadian telah dipasangi garis batas polisi (police line) guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. "Tim SAR melarang warga yang masuk dimana lokasi tambang tersebut tercium gas sangat membahayakan," jelas Syamsi.

Dia mengatakan, berdasarkan keterangan saksi di lokasi kejadian peristiwa ledakan tambang itu terjadi ketika lima orang pekerja tambang. "Saat melakukan penambangan tersebut, tanpa disadari lima orang berada di dalam tiba-tiba goa tersebut ambruk," kata dia.

Dia menambahkan, akibat peristiwa tersebut lima orang pekerja tambang yang sedang bekerja di dalam goa terkurang. "Tim SAR belum mengetahui secara pasti penyebab meledaknya goa tambang batu bara hingga mengakibat lima orang terkurang,"ungkap dia.

Sementara itu Plt Kasi Operasi Kantor SAR Padang, Zulfahmi menyatakan, Kantor SAR Padang mengirimkan sebanyak 26 orang personel ke lokasi kejadian untuk melakukan evakuasi korban. "Pihaknya mendapatkan informasi masih ada empat orang korban yang masih terjebak di goa tambang batu bara tersebut," kata dia.

Menurut dia, dari keterangan pekerja, ada 8 orang melakukan penambangan batubara, dimana tiga orang berada di luar, sedangkan lima orang bekerja di dalam goa. "Saat goa tambang meledak lima orang pekerja tambang terjebak, satu orang berhasil dievakuasi dalam kondisi meninggal dunia,"kata dia.

Tim SAR harus bekerja hati-hati dalam melakukan evakuasi empat korban masih berada di dalam goa tambang batu bara tersebut. "Untuk melakukan evakuasi korban Tim SAR koordinasi dengan PT Bukit Asam," jelas Zulfahmi.

Kapolresta Sawahlunto, AKBP Moehammad Syafrial, pencarian menunggu hilangnya gas metan yang tinggi di lobang pertambangan yang meledak tersebut. "Pencarian bakal dilanjutkan hingga tengah malam," katanya.

Sementara Kabid Pertambangan Pemerintah Kota Sawahlunto, Ari Wibawa, mengatakan, korban tewas atas nama Zulhedi atau Edy (31) sudah diserahkan ke pihak keluarga setelah menjalani autopsi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sawahlunto.

Ari Wibawa, mengatakan, Edy tinggal di Kelurahan Bukit Bual, Kecamatan Koto VII,  Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat. “Korban sudah diserahkan kepada keluarga untuk dimakamkan,” kata Ari saat dikonfirmasi, Jumat (24/1).  (cr01/hrc)