Politik

Abraham Samad Digadang Jadi Calon Wapres Ideal Jokowi


Jakarta-Belakangan nama Abraham Samad sempat mencuat untuk disandingkan dengan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo dalam bursa Capres 2014 mendatang. Awalnya Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tersebut hanya memberikan pidato soal maraknya praktik korupsi di Indonesia kepada peserta Rakernas PDIP beberapa waktu yang lalu. Namun dalam pidatonya, dia sempat menyebut nama serta memuji Jokowi karena bisa menjadi contoh yang bagus untuk DKI Jakarta.

Pidato Abraham Samad yang menggelora ini seketika langsung mendapat tepuk tangan dari kader PDIP. Bahkan banyak terdengar teriakan jika Abraham cocok bila disandingkan dengan Jokowi di Pilpres 2014. Akankah mereka dipasangkan di Pemilu 2014 mendatang?

Pengamat Politik dari Charta Politika, Arya Fernandes, mengatakan bahwa Jokowi dan Abraham merupakan pasangan yang bagus jika bisa disandingkan. Sebab, menurutnya mereka adalah pasangan yang saat ini relatif bersih dan terbilang masih muda jika mau terjun di ranah politik. Apalagi jika disandingkan dengan Jokowi yang saat ini tengah naik daun. Akan tetapi Arya menilai bahwa kemungkinannya masih sangatlah kecil.

"Dari segi kemungkinan, kecil kemungkinannya Samad akan menjadi Cawapres Jokowi, apalagi di tahun 2014 mendatang Samad masih ingin menjabat sebagai ketua KPK," kata Arya saat dihubungi merdeka.com, Rabu (11/9).

Menurut Arya, Samad yang saat ini masih menjabat sebagai ketua KPK seharusnya bisa sadar diri untuk menghindari sentuhan dengan partai politik lantaran bisa mempengaruhi profesionalitas kerjanya dalam penanganan korupsi. Apalagi jika masuk di bursa capres itu sangatlah berdekatan dengan dunia politik.

"Memang sebaiknya Samad fokus di KPK sampai akhir masa jabatan dan menghindari komunikasi intens dengan partai, karena itu akan mempengaruhi kinerjanya," ujarnya.

Selain itu, Arya menambahkan bahwa tidak seharusnya Samad meninggalkan KPK sebelum kasus-kasus lamanya bisa selesai. Salah satunya adalah kasus besar seperti Century. Samad tak bisa begitu saja meninggalkan KPK sebelum kasus itu tuntas.

"Apalagi Samad pernah berjanji akan selesaikan kasus-kasus besar seperti Century dan lain-lain. Itu yang harus kita tagih," imbuh Arya. (rep05)