Politik

Langkah JK Tengahi Kisruh Golkar Akan Sia-sia

JAKARTA - Rencana Wakil Presiden yang juga mantan Ketua Umum Partai Golkar Jusuf Kalla (JK) menjadi penengah dalam menyelesaikan polemik partai berlambang pohon beringin itu diragukan pengamat politik dari Charta Politika, Arya Fernandes.
 
Ia mengatakan, usaha JK menjembatani dua kubu yang berseteru yakni antara Ketum DPP Golkar Aburizal Bakrie (Ical) dengan Ketua Presidium Penyelamatan Partai Agung Laksono nantinya akan sia-sia.

"Kedekatan JK saat ini yang cenderung lebih memihak pada kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh Surya Paloh, notabene bersilangan dengan Golkar di pemerintahan. Itu akan menyulitkan posisi JK, jika benar ia maju sebagai penengah tentu akan sia-sia," tutur Arya kepada Okezone, Sabtu, (29/11/2014).

Arya mengungkapkan, faktor lain yang menyulitkan JK terletak pada posisinya yang saat ini tidak lagi aktif di kepengurusan partai. Hal itu sedikit banyak akan berpengaruh pada tingkat kepercayaan di tingkat dewan kepengurusan.

Saat ini, kata dia, JK lebih terfokus pada program kerjanya bersama Jokowi, sehingga kemungkinan besar ia tidak mendalami penyebab konflik yang terjadi ditubuh partai yang menduduki posisi kedua setelah PDI-P di pemilu parpol lalu itu. "Posisinya yang tidak lagi aktif di partai akan menjadikannya sulit diterima kembali," tegasnya.

Seperti diketahui, kekisruhan yang terjadi di Partai Golkar tidak bisa dihindarkan lagi, hal ini dipicu perbedaan pendapat terkait gelaran Munas versi Ical yang akan digelar pada 30 November 2014 hari ini. Kubu Agung mengklaim, gelaran Munas tersebut tidak sah karena tidak sesuai dengan aturan kepartaian. Serangkaian konflik tersebut mendorong JK sebagai mantan Ketum partai Golkar mengambil inisiatif untuk menjembatani konflik yang kian menggelinding bak bola panas itu. (CR01/OZ)