Nasional

Rencana Pemberlakuan Dua Harga BBM Batal

JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ternyata cenderung memilih menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi dalam satu harga, ketimbang menerapkan dua harga premium yang selama ini direncanakan oleh pemerintah. Opsi terbaru, harga bensin subsidi akan dinaikkan dalam satu harga, tapi tak sampai Rp6.500 per liter.

SBY kemungkinan akan mengumumkan kenaikan harga bensin hari ini, Selasa (30/4) pagi. "Mengerucut pada satu harga, bukan dua harga," ujar Juru Bicara Kepresidenan, Julian Pasha saat ditemui di Istana Presiden, Jakarta, Senin (29/4). Pernyataan itu disampaikan Julian saat ditanya opsi mana yang lebih dipilih presiden terkait kebijakan harga BBM subsidi.

Kemarin, Presiden SBY melakukan rapat tertutup di Istana dengan Wakil Presiden Boediono dan beberapa menterinya untuk membahas soal kebijakan yang akan diambil terkait harga BBM subsidi. Dikatakan Julian, dalam rapat itu, pemerintah menghitung untung rugi dari kebijakan harga BBM subsidi yang akan diambil.

"Semua opsi apa plus minusnya hanya memang yang ingin dipastikan agar subsidi itu diterima bagi orang yang pantas disubsidi. Jadi, titik tolak dari sana," kata Julian.

Sebelumnya, Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik menyatakan, rencana pemerintah menjual dua harga bensin ditolak oleh sebagian besar masyarakat. Pemerintah pun berubah pikiran lagi untuk menaikkan langsung seluruh harga BBM subsidi.

Awalnya pemerintah akan memberlakukan harga Rp6.500 per liter untuk mobil pribadi dan Rp4.500 per liter untuk sepeda motor dan angkutan umum. Tapi kebijakan ini dinilai tak praktis. Akhirnya pemerintah pun berubah pikiran untuk menaikkan seluruh harga BBM subsidi, tanpa ada perbedaan antara mobil pribadi dengan motor dan angkutan umum.

"Ini kan banyak sekali masukan dari masyarakat, dari DPR juga, dari daerah-daerah juga bahwa sebetulnya masyarakat sudah siaplah sebetulnya untuk dinaikkan, untuk penyesuaian harga ini. Tetapi masalah dua harga ini yang masyarakat kayaknya kok keberatan. Diperkirakan lebih sulitlah. Itu dari DPR juga suaranya seperti itu, dari masyarakat juga. Ada harapan untuk biar satu harga saja, lebih praktis dan rakyat siap kok. Rakyat sudah mengerti," papar Jero seperti dilansir detikfinance.

Sebelumnya, dari kalangan pengusaha seperti Jusuf Kalla (JK), Aburizal Bakrie, ataupun pihak Kamar Dagang Indonesia menilai rencana dua harga premium ribet dan bakal susah implementasinya di lapangan. Kalangan pengusaha menilai pemerintah sebaiknya menaikkan langsung saja harga BBM subsidi. Bahkan kalau perlu, BBM subsidi dihapuskan. (rep02/rol)