Hukum

Wuih, Pemalsu Ijazah Ini Pasang Tarif Rp3 Juta hingga Rp45 Juta

Jakarta-Polisi bergerak cepat merespon isu adanya ijasah palsu. Selasa (27/5/2015) Polda Metro Jaya menangkap dua pelaku pemalsuan ijasah berinisial BAD (34) dan KUS (52) di sekitar Jalan Raya Pramuka, Matraman Jakarta Timur. Menariknya, polisi menduga keduanya bekerjasama dengan universitas untuk membuat ijasah palsu tersebut.
 
Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Herry Heryawan menjelaskan, adanya ada sebuah informasi bahwa ada pemalsuan ijasah di Jalan Raya Pramuka. Setelah didalami, ternyata informasi tersebut akurat. "Kami mengintai dua orang tersebut," jelasnya.
 
Begitu keadaan memungkinkan, akhirnya keduanya disergap dan berhasil ditangkap di sebuah warung kopi di jalan tersebut. Walau, keduanya sempat berupaya melarikan diri, namun akhirnya menyerah karena telah terkepung. "Kami akhirnya membawa mereka ke tempat pembuatan ijasah," jelasnya.
 
Lokasinya tidak jauh dari warung kopi tersebut, ada sebuah kios yang dipastikan menjadi tempat pembuatan ijasah tersebut. dia menuturkan, berbagai barang bukti disita dan diamankan. "Lembaran ijasah hingga pencetak ijasah, berupa printer dan komputer," ujarnya.
 
Sejauh ini, setelah dilakukan pemeriksaan keduanya mengaku menjual ijazah untuk tingkat S1 senilai Rp3 juta dan untuk ijasah S2 bisa mencapai sekitar Rp45 juta. "Kami masih mendalaminya," paparnya.
 
Terkait bagaimana modus jual beli ijazah tersebut, dia mengaku belum bisa berkomentar banyak. Sebab, keduanya masih dalam pemeriksaan. "Besok akan kami umumkan semua. Kami belum bisa bicarakan secara detil, sebab kemungkinan aka nada penangkapan pada pelaku lainnya," ujarnya dihubungi.
 
Sementara itu Kanit V Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya Kompol Ananto Herlambang menjelaskan, setelah melihat barang bukti, terutama untuk ijasah S2 yang sangat mirip dengan ijasah asli, maka ada dugaan kerjasama dengan universitas. "Mengingat harganya juga sangat tinggi," tuturnya.
 
Namun, lanjut dia, kemungkinan tersebut masih terus didalami. Tidak hanya bekerja sama dengan universitas. Kemungkinan lainnya, kedua pelaku juga membuat STNK dan BPKB palsu. "Semuanya akan diperdalam," ujarnya.
 
Herry menambahkan bahwa penangkapan pada pelaku pemalsuan tersebut merupakan salah satu respon untuk menjawab keresahan masyarakat. "Semoga masyarakat tidak lagi khawatir dengan kasus tersebut," ujarnya. (rep05)