Jakarta - Situasi Gaza akibat serangan Israel dan Palestina semakin memburuk. Setidaknya 560 warga Palestina, termasuk anak-anak dan wanita, menjadi sasaran militer Israel setelah dua pekan Operasi Perlindungan Tepi dilaksanakan.
Namun, jumlah korban tewas dari pihak Palestina sepertinya tak cukup memuaskan bagi sebagian kelompok garis keras sayap kanan Israel. Seorang politikus cantik asal Israel bernama Ayelet Shaked bahkan meminta militer mereka membunuh semua ibu-ibu Palestina agar tidak melahirkan "keturunan teroris".
"Mereka semua musuh, termasuk ibu dari para martir yang mengirim anaknya ke neraka dengan kecupan dan bunga. Mereka harusnya menyusul anaknya. Mereka harus pergi, kalau tidak akan semakin banyak 'ular kecil' yang dilahirkan di sana," kata Shaked lewat akun Facebook-nya, seperti dilaporkan Daily Sabah pekan lalu.
Shaked bahkan menambahkan bahwa ibu-ibu Palestina harus mati dan rumah mereka harus dihancurkan. "Mereka semua adalah musuh kami dan darah mereka harus ada di tangan kami," kata Shaked.
Bahkan, saat seorang remaja Palestina dibakar hidup-hidup sebelum konflik Israel-Palestina semakin memanas, Shaked juga memberikan komentar sinis lewat akun media sosialnya itu. "Segera lakukan pemusnahan untuk rakyat Palestina," tulis Shaked.
Hingga hari ini, Israel terus melakukan serangan ke Jalur Gaza dan kota-kota di sekitarnya. Selama dua minggu konflik bersenjata antara Israel dan Palestina, sekitar 500 warga Palestina tewas dengan 100 orang di antaranya anak-anak. Adapun dari pihak Israel, sebanyak 20 orang jatuh korban dan dua di antaranya warga sipil. Banyak dari warga Israel pun mendesak agar pertikaian ini segera diakhiri dengan gencatan senjata dan pembicaraan damai. (rep01/tc)