Jakarta -Harga emas dunia turun di angka US$ 1.200 per troy ons atau ke titik terendah selama 2014. Penurunan harga emas dunia ini mempengaruhi harga logam mulia di dalam negeri.
Misalnya harga logam mulia PT Aneka Tambang (Antam) juga mencatat rekor terendah pada Jumat (26/9/2014) di angka Rp 483.000/gram untuk pecahan 1 Kg dengan harga buyback Rp 467.000/gram.
Marketing Manajer PT Logam Mulia Bambang Widjanarko menyebutkan, turunnya harga emas disebabkan berbagai faktor, di antaranya rencana kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed).
“Ada isu kenaikan suku bunga The Fed. Harga emas dipengaruhi supply dan demand. Selain itu dipengaruhi pergerakan dolar, jika dolar terus naik biasanya pindahin portofolionya ke emas untuk lindung nilai,” jelas Bambang kepada detikFinance, Minggu (28/9/2014).
Menurut Bambang, pergerakan harga logam mulia sangat dipengaruhi pergerakan harga emas dunia. Dalam 3 bulan ke depan, harga emas dunia diprediksi masih akan rendah di angka US$ 1.150 per troy ons. Merujuk hal ini, harga logam mulia juga masih akan rendah hingga akhir tahun.
“Prediksi harga emas dunia dalam 3 bulan ke depan masih akan rendah US$ 1.150 per troy ons, harga emas dunia turun, harga emas dalam negeri juga ikut turun. Tapi kita lihat rupiah juga ke depan akan menguat atau melemah. Kalau terus melemah ya harga emas bisa naik,” tandasnya.
Dihubungi terpisah, Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual menjelaskan soal kaitan rencana naiknya suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Fed dengan rontoknya harga emas. Dengan dinaikkannya suku bunga The Fed, ekonomi AS diperkirakan akan membaik. Perbaikan ekonomi AS ini berbanding terbalik dengan pergerakan harga emas. (rep05)