Menjelang pemilu 2014, sejumlah aksi teror kerap terjadi di Aceh. Mulai dari aksi perusakan hingga penembakan terus terjadi dalam sepekan terakhir. Setelah beberapa kali Partai Nasdem menjadi sasaran teror di Aceh, kini giliran partai lokal yang mendapat serangan aksi teror.
Jumat dini hari, 7 Maret 2014, posko Partai Nasional Aceh (PNA) di Aceh Utara dirusak orang tak dikenal. Pelaku yang diperkirakan berjumlah belasan orang merusak posko sekitar pukul 03.00 WIB.
Salah satu saksi mata yang juga korban dalam aksi brutal itu adalah Rusli Z, yang juga kader Partai Nasional Aceh (PNA). Dia selamat dari upaya penganiayaan setelah lari dan bersembunyi di kuburan tak jauh dari posko. Dini hari itu, Rusli yang hendak pulang ke rumahnya di desa Nga LB. Dia dihentikan paksa oleh sekelompok orang yang menggunakan mobil.
"Saya ditarik paksa dari motor, kemudian mereka mengeroyok saya. Saya dipukul, diinjak-injak dan dilempari dengan parang dan batu," ujar Rusli yang ditemui VIVAnews.
Baru sekitar pukul 06.00 WIB, dia dijemput oleh beberapa orang anggota kepolisian dari Polres Aceh Utara dan dievakuasi ke kantor polisi.
"Setelah dimintai keterangan, saya diperbolehkan pulang," kata Rusli.
Rusli tidak mengenal siapa orang-orang yang hampir membunuhnya dan melakukan perusakan di posko PNA. Namun dia menduga ada keterkaitannya dengan panasnya politik di Aceh menjelang Pemilu. Pasalnya, mobil yang dikendarai pelaku berstiker salah satu partai lain.
Selain mengeroyok Rusli, sebelumnya pelaku merusak posko pemenangan PNA. Mereka juga melempari rumah salah satu caleg PNA dengan menggunakan batu di wilayah Tanah luas, Aceh Utara.
Akibat ulah orang tak bertanggungjawab tersebut, dua posko pemenangan caleg di wilayah itu rusak, spanduk di posko dirobek dan dibakar. Sekretaris PNA Aceh Utara, Sofyan, mengatakan, bukan kali ini partainya mengalami kejadian seperti itu.
"Kami berharap, rentetan kasus yang menimpa partai kami bisa segera diselesaikan. Kami masih percaya kepada pihak Kepolisian, untuk itu kami berharap bisa segera diungkap siapa pelakunya, agar pemilu damai bisa terlaksana," katanya. (Rep01)