BAGANSIAPIAPI - Maraknya peredaran makanan dan minuman produk negara Malaysia dan Singapura di Bagansiapiapi akibat lemahnya pengawasan yang dilakukan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag). Buktinya, Disperindag mengaku hanya menertibkan produk yang rusak atau kadaluwarsa.
Hal itu diakui Kepala Disperindag Rohil, Herman Tambusai, pekan ini. "Kita akui, produk impor masih banyak ditemukan dibeberapa market perbelanjaan di Bagansiapiapi, meski barang-barang tersebut belum diketahui legalitasnya," sebut Herman Tambusai.
Katanya, Disperindag sendiri malah banyak menemukan beredarnya barang impor itu di toko Alisan, Jalan Peniagaan, Bagansiapiapi. "Makanan dan minuman produk Malaysia dan Singapura banyak ditemukan di toko Alisan. Namun, sejauh ini kita hanya bisa menjalankan sebatas tupoksi saja, kalau mau melakukan penertiban, tak bisa dilakukan oleh Disperindag sendiri," katanya.
Herman menyatakan, pihaknya selama ini hanya melakukan penertiban terhadap barang-barang rusak atau kadaluwarsa sesuai tugas pokok dan fungsinya (Tupoksi). "Kita tidak bisa menertibkan barang-barang itu sendirian, kalau mau ditertibkan, harus dengan razia terpadu bersama instansi terkait," sebutnya tanpa mengatakan pihak terkait yang dimaksud secara rinci.
Kepala Bea dan Cukai Cabang Bagansiapiapi, Agung Saptono, mengaku beredarnya barang luar di Bagansiapiapi masuk dari pelabuhan Dumai dan Tanjung Balai Asahan, Sumut. "Barang-barang itu bukan masuk dari pelabuhan Bagansiapiapi. Kita menduga banyak masuk dari pelabuhan Dumai dan Tanjung Balai Asahan, setelah itu melalui jalur darat," kilahnya. (rep1)