PEKANBARU - Pelaksanaan Ujian Nasional (UN) 2013 jenjang SMA/MA/SMK di Provinsi Riau terancam diundur. Pasalnya, logistik UN yakni naskah soal dan Lembar Jawaban Ujian Nasional (LJUN) yang harus sampai pada H-5 menjelang UN digelar tanggal 15 April mendatang, hingga Kamis (11/4), belum juga sampai di Riau.
"Jika hingga H-4 atau Sabtu (13/4), naskah soal dan LJUN belum sampai ke Riau, maka Dinas Pendidikan Riau tak sanggup mendistribusikan logistik tersebut ke kabupaten/kota tepat waktu, terutama bagi daerah sulit terjangkau yang masuk dalam remote area seperti Kepulauan Meranti, Bengkalis, Rokan Hilir maupun Indragiri Hilir. Kawasan kabupaten itu harus melalui jalur laut dan berpulau-pulau," ujar Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Riau, HM Wardan, didampingi Ketua UN Riau 2013, Sri Pentri Haryanti, Bendahara UN, Aswandi, Kamis (11/4).
Menurut Wardan, pihaknya sudah berupaya mempertanyakan keterlambatan pengiriman naskah soal dan LJUN tersebut, baik ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) maupun percetakan di Ciawi, Jawa Barat. Namun jawaban yang jelas tidak diberikan oleh kedua pihak tersebut.
"Hingga kini, saya tidak tahu apa yang menjadi alasan sampai terjadi keterlambatan tersebut. Tim yang kita utus ke percetakkan malah tidak diperbolehkan masuk dan tidak mengetahui apa penyebab keterlambatan tersebut," ungkap Wardan dengan nada kesal.
Wardan menjelaskan, kondisi ini tidak hanya terjadi di Riau saja, namun juga dialami oleh provinsi lain di wilayah Sumatera yang cetaknya ditanggungjawabi oleh percetakkan di Ciawi tersebut, seperti Jambi, Sumatera Barat, Sumatera Utara dan Aceh. "Sementara provinsi lain yang percetakkannya tidak di Ciawi, sejauh ini tidak mengalami kendala," paparnya lagi.
Kendati begitu, Wardan tetap berharap pelaksanaan UN di Riau tetap tepat waktu. Apalagi, ia baru mendapat laporan dari pusat bahwa naskah soal dan LJUN untuk Riau sudah diberangkatkan dari percetakan melalui jalan darat pada Kamis pagi kemarin. "Kamis pagi saya baru mendapat laporan dari pusat bahwa soal UN Riau sudah diberangkatkan dari percetakan dengan jalur darat," katanya.
Disdik Riau berharap logistik UN yang dibawa dengan mobil tronton tersebut sudah sampai di Riau pada Jumat (19/4) ini. "Jika besok (hari ini) soal dan LJUN sampai, kita harus bekerja keras untuk mendistribusikannya langsung ke kabupaten/kota yang masuk kawasan remote area. Sehingga upaya pelaksanaan UN tepat waktu dapat tercapai," kata Wardan.
Begitu juga dengan kabupaten/kota, sambung Wardan, pihaknya sudah menginstruksikan agar siaga dan bekerja keras untuk bisa mendistribusikan logistik UN itu hingga ke seluruh sekolah yang menggelar UN di daerahnya. "Kita sudah instrusikan kepada tim UN di kabupaten/kota. Bila perlu bekerja siang malam, sehingga anak-anak kita bisa ikut UN tepat waktu," paparnya.
Saat ditanyakan kondisi terburuk, bila naskah soal dan LJUN belum kunjung sampai di lokasi sekolah pelaksanaan UN nanti, menurut Wardan UN di daerah tersebut dilakukan sesuai waktu datangnya soal. Artinya, akan terjadi pengunduran ujian sesuai ketentuan.
"Bila naskah soal UN nantinya sampai tidak tepat waktu, khususnya bagi daerah terpencil, maka pelaksanaan UN dilakukan berdasarkan waktu datangnya naskah soal. Misalnya, jika naskah soal datang Senin depan di daerah itu, maka pelaksanaan UN dimulai Selasa," jelasnya.
Bila hal ini memang terjadi, Wardan meyakini, tidak akan terjadi kebocoran soal. Karena setiap peserta UN soalnya tidak sama antara satu dengan yang lain, sehingga tidak ada kemungkinan terjadi kebocoran.
Selain itu, Wardan menambahkan, bila terjadi pengunduran pelaksanaan UN di Riau, hal itu tidak akan menyalahi aturan. Karena kondisi itu terjadi bukan akibat kemauan dari pihak provinsi. "Saya kira tidak menyalahi aturan, karena hal ini terjadi bukan kemauan dan kesalahan dari pihak kita," katanya.
Anggota Komisi D DPRD Riau, Jabarullah menyesalkan jadwal UN terancam mundur. Menurutnya, untuk persiapan UN, beberapa waktu lalu pihaknya sudah melakukan heraing untuk mengatasi terjadinya permasalahan.
Ia juga kembali mengingatkan terkait sistem UN yang baru, kebocoran soal dan kunci jawaban harus diantisipasi. "Kita harap Dinas Pendidikan dan seluruh tenaga pengajar untuk mengantisipasi kebocoran soal dan kunci jawaban," katanya.
Di tempat terpisah, Ketua PGRI Pekanbaru, Jakiman juga mengaku prihatin UN di Riau terancam diundur. "Kita sangat menyayangkan kenapa hal seperti ini terjadi. Persiapan yang seperti ini sangat mengganggu," katanya. (rep01)