Meminum jamu anti-gangguan ereksi memang memberi rasa aman dibanding harus pergi dulu ke dokter. Juga praktis. Jejamuan dapat diperoleh di kedai-kedai jamu dengan bebas. Tukang jamu pun tak akan menanyakan hal-hal pribadi pada pembelinya. Cukup dengan menyebut 'jamu kuat ginseng', dalam hitungan menit yang dipesan tinggal diminum.
Tapi, melihatnya dari kacamata kesehatan, cara itu tak bijaksana. Disfungsi ereksi, menurut ginekolog dan konsultan seks Dr H Boyke Dian Nugroho DSOG, disebabkan banyak hal dan karenanya pengobatan antara satu pasien dengan lainnya boleh jadi berbeda. ''Karena itu, pasien yang mengalami disfungsi ereksi, harus dilakukan pemeriksaan akurat untuk melihat penyebabnya dan menentukan langkah pengobatan yang tepat,'' ujarnya.
Boyke mengungkapkan, hampir setiap pria -- apalagi yang usianya sudah di atas 40 tahun -- pernah merasakan impoten. ''Baik yang tidak bisa ereksi total, ataupun yang hanya sebagian,'' ujar Boyke. ''Selain itu ada juga impotensi situasional. Misalnya kalau dengan istrinya tidak impoten, tetapi kalau dengan WTS impoten. Atau sebaliknya, dengan wanita idaman lainnya dia perkasa, tetapi kalau dengan istrinya dia impoten,'' tambahnya.
Dari sekian banyak faktor penyebab gangguan ereksi, ujar Boyke, faktor psikis merupakan penyebab tertinggi, yaitu sekitar 60 persen dari seluruh kasus. Faktor psikis biasanya menyangkut kurangnya rasa percaya diri, kecemasan yang berlebihan, ataupun perasaan berdosa. Faktor psikis ini warna-warni.
Di Amerika, misalnya, banyak kasus gangguan ereksi hingga impotensi karena gerakan feminis yang kuat di sana. Di Indonesia sendiri, ungkapnya, cukup banyak suami yang impoten karena istrinya terlalu dominan dan menekan. Dengan situasi krisis moneter yang menyebabkan harga sembako mahal, banyak PHK, dan ketidakamanan yang juga dialami pria, kasus impoten juga bertambah. ''Saat ini sekitar 15-20 persen, atau sekitar 1 dari setiap lima laki-laki di Indonesia mengalami impotensi,'' ujar Boyke.
Sementara itu, sisanya, disebabkan oleh faktor fisik. Faktor fisik yang dapat mengakibatkan disfungsi ereksi dapat berupa gangguan anatomik, jantung, ginjal, hormon, hingga darah dan pembuluhnya. ''Minuman, makanan, kebiasaan merokok, dan obat-obatan bisa juga menyebabkan impotensi. Misalnya makanan yang tinggi kadar lemak dan minuman beralkohol,'' urainya.
Ketika penyebabnya sudah diketahui, kata Boyke, baru ditentukan cara pengobatannya. ''Obat harus sesuai dengan indikasi,'' ujarnya. ''Misalnya kalau impotensinya karena diabetes, maka kadar gulanya harus dikontrol dulu, nggak langsung diberi Viagra.''
Atau, ''Kalau dengan vitamin saja bisa impotensi bisa sembuh, ngapain sih mesti dikasih Viagra,'' ujarnya lagi. ''Kalau impotennya termasuk ringan dengan hanya diberikan sedikit obat penenang dan sedikit vitamin saja biasanya sekali berobat saja sembuh,'' kata Boyke.
Kalau penyebab impotennya karena fisik misalnya gula darah tinggi atau kolesterolnya tinggi, Boyke akan meminta pada pasien untuk mengubah pola makan, olahraga, dan bersikap untuk lebih santai lagi. Kalau dengan cara itu tidak sembuh, tambahnya, baru diberikan obat-obatan. ''Mulai dari yang mengandung hormon testosteron sampai vitamin-vitamin yang mengandung zinc (seng), dan suntikan pada alat kelamin.''
''Dengan cara suntikan ini hampir 95 persen pasien bisa sembuh. Namun, kalau tidak juga sembuh, terpaksa dipasang pompa atau protesis, yaitu semacam alat yang dimasukkan ke dalam penis dengan metode operasi yang dilakukan oleh dokter ahli urologi,'' tuturnya. Jadi, tidak asal minum jamu kuat. (rep02/rol)