Banyak orangtua yang khawatir dengan perkembangan teknologi dan invasi industri kecantikan terhadap tumbuh kembang buah hati mereka. Sebab, pada zaman modern ini, anak-anak lebih sering menggunakan media sosial sebagai alat komunikasi yang berpengaruh negatif pada self esteem mereka.
Salah satu kenyataan yang meresahkan adalah banyak anak-anak yang merasa penampilan tubuh mereka berpengaruh pada kualitas sosialisasi di lingkungan sekitar mereka.
Dilansir women's weekly australia, sebuah survei di Inggris membeberkan bahwa 90 persen orangtua modern menganggap bahwa anak-anak tumbuh dewasa lebih cepat dari usia mereka yang sesungguhnya. Survei yang dihelat oleh situs Netmums, menemukan bahwa 45 persen orangtua resah melihat anak-anak perempuan yang tertekan karena ingin memiliki tubuh kurus, dan anak-anak lelaki yang berambisi memiliki tubuh maskulin berotot.
Orangtua yang turut berpartisipasi pada survei menyebutkan, anak-anak mereka menganggap apa yang populer di Facebook dan media sosial lainnya adalah panutan. Mereka bahkan tidak peduli apakah tren tersebut negatif atau positif.
Pihak yang paling banyak disalahkan oleh orangtua adalah industri mode dan kecantikan. Sebab, menurut responden, mereka memasarkan produk busana dengan gaya rancang provokatif untuk anak-anak remaja. Hal ini disampaikan oleh 45 persen responden. Selain itu, para orangtua juga merasa bahwa eksploitasi media terhadap kehidupan selebriti yang menonjolkan busana seksi dan hal-hal seksual lainnya, mendoktrin remaja untuk menjalani pola hidup serupa.
Kegelisahan orangtua tersebut di atas, bukan tanpa sebab. Pasalnya, menurut survei yang digagas oleh The 2012 Mission Australia National Youth, mengungkapkan bahwa 43 persen remaja Australia memiliki masalah percaya diri berkaitkan dengan bentuk tubuh karena mereka tidak memiliki paras serta penampilan seperti selebriti idola.
Seorang psikolog khusus remaja bermasalah, Dr Michael Car-Egg, mengatakan tidak terkejut dengan kenyataan bahwa anak-anak kecil tumbuh dewasa begitu cepat. “Pasien saya yang berusia 10 tahun memiliki tingkat stres dan masalah seperti anak usia 14 tahun,” ujar Dr Car-Egg yang telah menjalani profesi sebagai psikolog selama 28 tahun.
Menurut dia, salah satu pemicu anak-anak tumbuh dewasa adalah mereka telah memikirkan hal-hal yang dulu merupakan masalah orang dewasa. (rep05).