Jakarta - Tren batu akik berdampak pula pada kesehatan masyarakat. Peneliti dari Kementerian Kesehatan menemukan bahwa rendaman batu akik bisa menjadi sarang nyamuk Demam Berdarah Dengue (DBD).
Hal itu disampaikan oleh Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes), Prof dr Tjandra Yoga Aditama, SpP(K). Menurutnya, jentik-jentik nyamuk ditemukan juga pada kaleng, panci, dan ember kecil tempat merendam batu akik.
"Di sebagian besar rendaman batu akik ini, peneliti kami menemukan jentik nyamuk Aedes aegypti yang dapat menularkan virus Dengue dan menyebabkan penyakit DBD," kata Prof Tjandra dalam pesannya pada wartawan, seperti dikutip pada Jumat (3/6/2015).
Jentik nyamuk diduga muncul karena air rendaman batu akik tidak diganti sampai berhari-hari. Prof Tjandra menyarankan air rendaman batu akik diganti setiap hari, atau lebih baik lagi jika diganti dua kali sehari sehingga tidak menjadi tempat nyamuk berkembangbiak.
"Jangan sampai 'demam' batu akik kemudian malah menjadi penyebab terjadinya demam 'beneran' akibat DBD," pesan Prof Tjandra.
Baca juga: Awas 'Kecolongan', Demam Turun Bukan Berarti Gejala DBD Membaik
Temuan jentik pada air rendaman batu akik terungkap saat para peneliti dari Balitbangkes mengumpulkan 244.800 jentin nyamuk dari seluruh provinsi di Indonesia. Jentik-jentik tersebut akan dibiakkan menjadi nyamuk dewasa yang akan menghasilkan 12.240.000 telur nyamuk.
Sebagian nyamuk dewasa yang dibiakkan akan diuji kepekaannya terhadap 5 jenis insektisida. Hasilnya akan didapatkan akhir 2015 dan antara lain akan digunakan untuk mengevaluasi penggunaan insektisida untuk memberantas nyamuk.(rep04)