Jakarta-Anggota Tim Independen Komisi Pemberantasan Korupsi-Polri, Jimly Asshiddiqie meminta Polri tidak membuat masalah baru dengan memilih Komisaris Jenderal Budi Gunawan sebagai wakil kepala Polri.
Menurut Jimly, masalah yang ada di Polri seharusnya sudah usai dengan dilantiknya Komisaris Jenderal Badrodin Haiti sebagai Kepala Polri. "Jangan dipersulit dengan tambah masalah lagi," kata Jimly saat dihubungi, Minggu (19/4/2015).
Menurut Jimly, Presiden Joko Widodo dan Dewan Jabatan dan Kepangkatan Tinggi (Wanjakti) Polri harus peka terhadap perasaan publik atas seluruh polemik yang terjadi saat Budi Gunawan dicalonkan sebagai kepala Polri.
Meski penetapan tersangka Budi oleh KPK sudah dibatalkan praperadilan, perdebatan yang sempat terjadi di publik harus dipertimbangkan. "Saat ini yang penting itu konsolidasi dan pemulihan kepercayaan publik," ujar mantan Ketua Mahkamah Konstitusi ini.
Jimly enggan memberikan masukan mengenai kriteria ataupun nama lain yang tepat untuk mengisi kursi wakil kepala Polri selain Budi Gunawan. Dia menilai pengosongan kursi wakil kepala Polri adalah solusi yang paling mungkin jika memang tak ada perwira tinggi bintang tiga atau dua yang tepat untuk mengisi jabatan tersebut.
"Serahkan saja kepada Presiden dan Wanjakti. Kalau tidak ada, kosong juga tidak apa-apa. Yang penting jangan menjadikannya jabatan politik," ujarnya.
Kapolri Jenderal Badrodin Haiti, Jumat kemarin, mengatakan, sesuai persyaratan, setiap perwira polisi bintang tiga dapat diusulkan sebagai calon wakil kepala Polri. Demikian pula Budi Gunawan, yang kini menjabat sebagai Kepala Lembaga Pendidikan Kepolisian Polri.
Proses pemilihan wakil kepala Polri akan dilakukan dalam sidang Dewan Kepangkatan dan Jabatan Tinggi (Wanjakti) Polri.
Kepala Divisi Humas Polri Brigjen Pol Anton Charliyan mengatakan, Wanjakti akan segera menggelar sidang untuk menunjuk wakil kepala Polri tersebut. Anton menyebutkan bahwa Budi Gunawan merupakan salah satu kandidat terkuat untuk menduduki posisi tersebut. (rep05)