Pekanbaru-Kalangan pedagang mengakui mahalnya harga cabai merah di Provinsi Riau hingga menembus Rp150 ribu per kilogram akibat jalan menuju daerah pamasok Sumatera Barat terputus sehingga distribusi sayuran dari daerah itu terhambat.
"Seharusnya subuh sudah sampai, namun sejak siang belum juga datang (truk pengangkut sayuran termasuk cabai dari Sumbar)," kata Bayu (28), pedagang sayuran yang ditemui di rumahnya di Jalan Palembang, Kelurahan Kulim, Tenayan Raya, Pekanbaru, Selasa.
Bayu biasanya membuka lapak di Pasar Tangor yang menjadi pusat perbelanjaan masyarakat di Kecamatan Tenayan Raya.
"Hari ini saya tidak berjualan di pasar karena sayuran pesanan dari Bukit Tinggi tidak sampai," katanya.
Dia kemudian memilih untuk berjualan keliling menggunakan sepeda motor yang telah dilengkapi dengan keranjang berisikan berbagai jenis sayuran sisa dagangan kemarin.
"Untuk cabai masih stok lama, harganya Rp15.000 per ons. Kalau sekilo saya jual Rp150 ribu, untuk pelanggan bisa korting menjadi Ro130 ribu," katanya.
Dia berjualan dengan mengintari Kompleks Perumahan Pemko Bertuah Sejahtera yang merupakan daerah sekitar tempat tinggal ayah satu anak itu.
Sebelumnya kalangan ibu rumah tangga mengeluhkan mahalnya harga cabai merah sehingga harus mengurangi porsi belanja sebagai upaya penghematan keuangan.
Kondisi itu diperparah dengan kebijakan pemerintah yang telah resmi menaikkan harga bahan bakar minyak bersubsidi sejak Selasa (18/11).
"Sudahlah jatuh tetimpa tangga. BBM mahal, cabai mahal, gas bersubsidi juga ikut langka," kata Devi (30), ibu rumah tangga warga Kulim, Pekanbaru.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Pekanbaru, El Syabrina mengatakan pihaknya telah mendapat informasi mahalnya harga cabai merah di sejumlah pasar-pasar tradisional di daerah ini.
"Kami akan lakukan operasi pasar, sebelumnya juga sudah. Kabarnya memang jalan Riau-Sumbar yang putus. Sumbar merupakan daerah pamasok kebutuhan sayuran di Riau, termasuk cabai merah," katanya. (rep05/ant)