Pilihan
Mendagri: Tanggung Jawab Kepala Daerah ke Rakyat, Bukan Partai
Cuti Bersama 2025 dan Libur Awal Ramadhan 1446 H Resmi Ditetapkan
Gubri Abdul Wahid Sampaikan Program 100 Hari Kerja Usai Dilantik
Jokowi Imbau Kepala Daerah PDIP Hadir Retret: Ini Urusan Pemerintahan
Setelah di Lantik Presiden, Masyarakat Rohil Menunggu Janji Manis Bupati dan Wakil Bupati Yang Baru

Setelah Quick Count Pilpres: Saham MNC dan Viva Group Rontok

Saham perusahaan media yang condong ke kubu pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto-Hatta Rajasa pagi ini berguguran. Situasi itu berbanding terbalik dengan indeks harga saham gabungan yang justru menghijau akibat euforia pemilihan umum presiden kemarin.
Analis dari PT Universal Broker Indonesia, Satrio Utomo, mengatakan penurunan dicatat oleh MNC Group, milik konglomerat Hary Tanoesoedibjo; dan Viva Group, anak usaha Bakrie Group yang terafilasi dengan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie. Harga saham Viva Group dan MNC Group pagi ini mengalami penurunan 4-5 persen.
"Kondisi ini dipengaruhi oleh hasil hitung cepat oleh mayoritas lembaga survei yang menyebutkan salah satu calon presiden unggul dengan selisih 5 persen," tutur Satrio saat dihubungi, Kamis, 10 Juli 2014. "Ini berpengaruh, bahkan tadi pagi saham MNC turun sampai 6 persen."
Tercatat harga saham PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) pada Kamis siang ini turun 3,36 persen atau 100 poin menjadi Rp 2.630 per saham. Pada penutupan perdagangan Selasa lalu, harga saham tersebut berada di level Rp 2.730 per saham. Media Nusantara Citra adalah perusahaan yang membawahkan stasiun televisi RCTI, MNCTV, Global TV, Harian Seputar Indonesia, dan portal berita Okezone.com.
Nasib serupa dialami saham PT Visi Media Asia Tbk (VIVA), yang membawahkan stasiun televisi TVOne, ANTV, dan portal berita Viva.co.id. Pada perdagangan Kamis siang ini, harga saham Visi Media anjlok 4,85 persen atau sebesar 13 poin menjadi Rp 255 per saham. Pada penutupan perdagangan Selasa lalu, harga saham Visi Media berada di level Rp 268 per saham.
Satrio memprediksi euforia pemilihan umum presiden akan berdampak positif terhadap pasar modal. Dia juga mengatakan stabilnya iklim investasi saham dipengaruhi pula oleh penyelenggaraan pemilu yang aman dan kondusif. Namun masih ada anggapan dari sebagian investor bahwa potensi konflik mungkin terjadi. Kalangan investor masih melihat dan menunggu hasil resmi dari KPU.
Pada pagi ini, begitu dibuka, indeks langsung menghijau di level 5.110 dengan level tertinggi 5.165 dan terendah 5.024. Indeks pada perdagangan Selasa ditutup naik 35,68 poin ke level 5.024,72 dan rupiah menguat ke level Rp 11.655 per dolar Amerika serikat. (rep05)
- Harga Elpiji Diusulkan Naik Rp1.000-Rp1.500
- Putri Indonesia pun Pakai Bikini di Miss International 2014
- Soal Konflik Laut Cina Selatan, Ini Saran Jokowi untuk Obama
- Konflik Irak Memanas, Minyak WTI Naik ke USD117/Barel
- Kelelahan, Menteri Susi Disodori Kopi Hitam oleh Nelayan
- Pengunjung Keluhkan Mahalnya Aksesoris Bono
Tulis Komentar