Nasional

Waduh, Dolar Hampir Tembus Rp 12.000

Jakarta -Nilai tukar rupiah terus mengalami pelemahan terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Rupiah dikhawatirkan akan kembali ke kisaran Rp 12.000 per dolar AS.
 
Meski demikian, Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengaku tidak perlu mengeluarkan kebijakan moneter tambahan. Kebijakan yang sudah diberlakukan saat ini sudah cukup mampu untuk menjaga nilai tukar sesuai fundamentalnya.
 
"Kita mesti lhiat secara umum. BI masih akan menjaga policy moneternya seperti sekarang," ungkap Agus di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis (5/6/2014).
 
Perkembangan nilai tukar, lanjut Agusm utamanya dipengaruhi oleh defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD). Isu ini harusnya yang ditangani dengan berbagai upaya.
 
Salah satu upayanya adalah mendorong ekspor dan menahan laju impor. Di samping itu, pengendalian dari sektor jasa yang mempengaruhi neraca pembayaran Indonesia juga harus dilakukan.
 
"Jadi memang perlu effort bagaimana kita memperbaiki CAD. Bagaimana kita perbaiki ekspor agar meningkat. Kalo terkait nilai tukar, yang paling sederhana kita liat neraca perdagangan kita seperti apa," jelas Agus.
 
Selain itu, tambah Agus, Indonesia juga harus mewaspadai perekonomian global. Khususnya Tiongkok yang telah merevisi pertumbuhan ekonominya menjadi di kisaran 7,4%. Padahal awalnya diperkirakan ekonomi Tiongkok dapat tumbuh 10%.
 
Melihat berbagai faktor tersebut, Agus menegaskan BI tidak mematok nilai tukar pada level tertentu. "BI tidak menargetkan di satu nilai tukar tertentu. BI akan jaga stabilitas, meyakinkan nilai tukar mencerminkan fundamental ekonomi Indonesia. Kita harus jaga bagaimana neraca perdagangan surplus kembali membaik dan CAD membaik," terangnya. (rep05/dtc)