Riau Raya

Harga Bawang Merah Turun Drastis

PEKANBARU-Ibu-ibu rumah tangga sedikit lebih lega sebab harga bawang merah turun drasti sejak dua hari lalu. Bila sebelumnya mencapai Rp40 ribu perkilonya, kini dijual dari Rp14 ribu hingga Rp18 ribu saja perkilogramnya.

Tini (40), seorang pedagang bawang di pasar Cik Puan, Pekanbaru, Riau membenarkan hal tersebut. Menurutnya, pasokan bawang merah asal provinsi tetangga Sumatera Barat sedang banjir. Sehingga, memicu turunnya harga kebutuhan rumah tangga ini secara drastis.

"Alhamdulillah, harga bawang merah terjun bebas sekarang dek, mudah-mudahan gak naik-naik lagi," ungkap Kartini saat disambangi media ini, Kamis (9/5).

Dikatakan Tini, minggu lalu saat harga bawang masih membumbung tinggi, omzetnya juga berpengaruh. Karena, sejumlah pelanggan lebih senang mencari harga yang murah. Bahkan sebagian pembelinya cenderung tidak ke pasar.

"kalau harga mahal, pelanggan juga lari. Bahkan ada juga yang membeli tapi protes kok mahal kali. Saat ini sudah ramai lagi pelanggan saya," ucapnya.

Di hari normal, omzet Tini mencapai Rp 1 juta. Sedangkan diharga naik, omzetnya hanya berkisar Rp 500 ribu-Rp700 ribu per hari.

Hal yang sama juga diungkapkan Ujang, pedagang lain pasar itu. Menurut Ujang, bawang merah termasuk kebutuhan pokok yang sangat penting dalam rumah tangga. Jadi, ketika harga murah pedagangpun dapat untung yang baik.


"Ketika harga mahal dulu, pelanggan mengira kami yang memainkan harga. Padahal, harga ini bukan kami yang mengaturnya. Sekarang murah lagi, tapi pelanggan mengira kami sedikit laba. Padahal, pedang di pasar dengan pelanggan sama-sama diuntungkan bila harga rendah begini," katanya menjelaskan.

Ujang mengaku, sejak tiga hari belakangan, banyak pembeli yang datang ke lapaknya. Rata-rata bawang merah habis sekarung terjual sehari.

Sementara itu Yetri, seorang ibu rumah tangga yang kebetulan sedang membeli bawang di lapak Ujang, merasa senang dengan harga turun. Karena, saat ini ekonomi masyarakat sedang susah, apalagi anak-anak sekolah mau masuk tahun pelajaran baru.

"Senanglah, karena kan anak-anak mau masuk tahun pelajaran baru. Kan juga butuh banyak duit. Bayangkan saja kalau barang harian naik," kata ibu dua orang anak ini penuh senyuman.(rep02)