Nasional

Rupanya Perempuan Afghanistan Juga Penikmat Musik Rock

Lebih dari 400 perempuan Afghanistan berteriak histeris, berjingkrak, bahkan mengayun-ayunkan kepala mereka mengikuti iringan musik rock dan rap di festival musik bagi perempuan kemarin di Ibu Kota Kabul.

Stasiun televisi Al Arabiya melaporkan, Rabu (1/5) kemarin, pagelaran musik empat hari itu diyakini yang terbesar dalam sejarah Afghanistan. Pengunjung datang ke konser musik itu kebanyakan remaja berpakaian seragam sekolah mengenakan jilbab putih. Tapi tak sedikit pula perempuan korban penganiayaan yang tinggal di sejumlah tempat penampungan dan beberapa nenek datang ke acara itu.

Kaum hawa di Afghanistan belum lama ini berhasil memperjuangkan hak untuk mendapat pendidikan dan pekerjaan sejak kelompok militan berhasil digulingkan 12 tahun lalu.

"Saya takut kalau tentara pergi maka kami akan terperangkap terus di dalam rumah seperti zaman dulu," kata siswa bernama Shabona Nabizada, 16 tahun, dalam festival itu.

Menurut Travis Beard, pria asal Australia yang juga produser pelaksana acara, festival musik itu telah memasuki tahun ketiga dan jumlah pengunjung datang dua kali lipat dari tahun sebelumnya. Dia menyebarkan informasi acara konser itu dengan mengirimkan brosur, pamflet dan utusan perempuan ke sekolah-sekolah untuk menyakinkan guru dan orang tua murid bahwa acara itu tidak berbahaya.

"Melihat banyak pengunjung ke acara konser musik rock ini sungguh suatu terobosan," kata Beard. (rep02)