Hukum

Weleh, Alasan Ibu Pembunuh Anak Ini Karena tak Ingin Miskin

Bandung Barat - Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Cimahi Ajun Komisaris Suparma mengatakan tim penyidik masih mendalami motif Dedeh Uum menghabisi dua anak kandungnya hingga menewaskan Asiyah Faunny, 2 tahun. Pemeriksaan ibu dari Rizaldi, 15 tahun; Fahrul, 8 tahun; dan Aisyah tersebut akan melibatkan ahli kejiwaan. 
 
"Psikiater atau psikolog kami libatkan untuk memeriksa kewarasan tersangka, juga untuk memastikan jangan sampai tersangka ini pura-pura gila,"ujar Suparma kepada Tempo, Selasa, 11 Maret 2014, malam. Polisi sudah meminta bantuan ahli psikologi dari Polda Jawa Barat. "Kalau permohonan diterima, mungkin Rabu (12 Maret) sudah diperiksa psikiater."
 
Bantuan ahli kejiwaan diperlukan menyusul pengakuan Dedeh sejauh ini. Kepada polisi, misalnya, Dedeh mengaku tak menyesal membunuh Aisyah, putri bungsunya. "Dia (Dedeh) bilangnya malah senang karena Aisyah sekarang sudah di surga. Dia malah kecewa karena belum berhasil membunuh dua anaknya yang lain," tuturnya. 
 
Dedeh juga mengaku merencanakan pembunuhan dengan cara menenggelamkan kedua anaknya ke dalam tangki di lantai dua rumah saat korban tertidur di malam hari. "Rencana pembunuhan sudah dia pikirkan sejak tiga hari sebelum kejadian. Alasan membunuh karena dia tak ingin anak-anaknya menderita hidup miskin. Dedeh ini kecewa karena bisnisnya selalu gagal," ucap Suparma. 
 
Rencana itu tersangka laksanakan pada Selasa, 11 Maret, dinihari. Awalnya, tutur Suparma, Dedeh hendak membunuh Fahrul lebih dulu. "Tapi saat dia (Dedeh) mengikat kaki korban dengan tali kain yang sudah disiapkan, Fahrul terbangun dan protes."Kenapa Fahrul diikat," ujar si anak. Rencana lalu ditunda menunggu Fahrul ini tertidur lagi," tutur Suparma.
 
Lalu sambil menunggu Fahrul pulas, Dedeh membopong Aisyah ke lantai dua rumah. Tanpa mengikat kaki-tangan korban, Aisyah dia masukkan ke lubang tangki toren air berkapasitas 1000 liter yang berisi air separuh di lantai dua. "Setelah tubuh korban masuk air, terus dia tinggalkan begitu saja. Dia terus ke kamar, mengikat kaki dan tangan Fahrul yang sudah pulas lagi," kata Suparma.
 
Seperti Aisyah, Suparma menuturkan, tubuh Fahrul yang sudah terikat lalu dibawa tersangka ke lantai dua rumah untuk dimasukkan ke dalam tangki yang sama. "Tapi karena tubuh Fahrul ini lebih besar, dia tidak bisa tenggelam dalam tangki yang isinya tidak penuh. Fahrul ahkhirnya bisa keluar dari toren dan menyelamatkan diri setelah ibunya kabur," kata dia. 
 
Kepada polisi, Dedeh juga mengaku tak takut dipenjara ataupun dirawat di rumah sakit jiwa. Tersangka, kata Suparma, bahkan mengaku punya gen gila. "Karena saat ini ada salah satu saudaranya yang dirawat di Rumah Sakit Jiwa Cisarua (Bandung Barat). "Nah, makanya tersangka akan didampingi psikiater untuk memastikan kewarasan dan tingkat depresinya, juga motifnya," kata dia. (rep05)