Hukum

Ini Dia 5 Akal Bulus Dua Sejoli Pembunuh Ade Sara

Jakarta - Ahmad Imam Al Hafitd dan Assyifa Ramadhani, dua sejoli pembunuh Ade Sara Angelina Suroto, melakukan berbagai cara demi melampiaskan dendam pada korban. Upaya tersebut bahkan dilakukan jauh hari sebelum peristiwa pembunuhan terjadi. Berikut lima akal bulus Hafidt dan Assyifa yang dilakukan untuk memperdaya Ade Sara.
 
1. Menyewa hacker
 
Satrio Wicaksono, rekan pelaku dan korban, mengatakan persoalan antara Ade dan Hafidt muncul saat keduanya berpacaran sejak duduk di bangku kelas 2 di SMA 36 Jakarta. Namun, hubungan keduanya tidak bertahan lama karena masalah perbedaan keyakinan. Hubungan itu berakhir setelah mereka berpacaran enam bulan.
 
Tak lama, Ade malah berpacaran dengan seorang adik kelas yang juga berbeda keyakinan. Itu membuat Hafidzt sakit hati dan dendam kepada mantan kekasihnya itu. Perasaan kesal itu pun terus berlanjut hingga saat ini. Padahal, Hafidz telah berpacaran dengan Assyifa Anggraini.
 
 
2. Mengajak bertemu
 
Kepala Polresta Bekasi Kota Komisaris Besar Priyo Widiyanto mengatakan Hafitd beberapa kali menghubungi dan meminta bertemu dengan korban. Namun, permintaan tersebut tidak digubris. 
 
Karena tak diindahkan, Hafitd meminta Assyifa untuk janjian dengan korban di daerah Gondangdia pada hari Selasa, 4 Maret 2014. Saat itu korban hendak les. 
 
Korban dan Assyifa lantas bertemu. Tak lama Hafitd datang dengan mobil. Kedua pelaku memaksa korban untuk masuk ke dalam mobil. "Di dalam mobil itulah terjadi penganiayaan dan penyetruman sampai pingsan. Saat korban pingsan, pelaku menyumpal mulut korban dengan kertas koran. "Berdasarkan keterangan dokter, penyebab meninggalnya korban dikarenakan koran yang menyumpal di tenggorokan," katanya.
 
3. Menyimpan mayat di mobil
 
Setelah Ade Sara meninggal, mobil KIA Visto B-8328-JO yang dibawa Hafitd mendadak mogok di dekat Apartemen ITC Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa, 4 Maret 2014. Tersangka lalu meminta bantuan sopir taksi untuk mengecas aki sampai mobil dapat hidup kembali. "Korban tetap berada di dalam mobil," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Bekasi Kota Komisaris Nuredy Irwansyah, Jumat, 7 Maret 2014.
 
Setelah mobil hidup, tersangka melanjutkan perjalanan. Namun, hanya sekitar 200 meter, mobil yang dibawa kembali mengalami masalah. Tersangka pun meminta bantuan warga untuk mengisi aki kembali. 
 
Menjelang petang, mobil dimasukkan ke bengkel, sedangkan jasad Ade Sara masih berada di dalam mobil bagian belakang dengan ditutupi kain pasmina milik tersangka Assyifa.
 
Hafitd kemudian melanjutkan perjalanan dan berputar-putar di wilayah Jakarta Timur. Akhirnya pelaku masuk pintu Tol Bintara Bekasi Barat. Persis di Kilometer 49, Ade Sara dibuang di pinggir jalan tol pukul 21.00 WIB. "Pelaku menuju Jatiasih. Dalam perjalanan membuang barang-barang berupa tissu, koran, dan dompet korban," kata Nuredy.
 
4. Bikin status berduka di media sosial
 
Setelah membunuh, Hafidt dan Assifa mengungkapkan rasa duka di media sosial. “Ya Allah innalilahiwainalilahirajiun.. Semoga diterima disisi nya ya Tuhan, maafkan kesalahan…,” begitu cuit akun Twitter Hafidt @HafitdASO pada Rabu, 5 Maret 2014 lalu di situs jejaring sosial Twitter. 
 
Hal serupa dilakukan Assifa. Melalui akun @ASSYIFARS, Assifa mengutip cuitan kawannya soal kabar meninggalnya Ade Sara. “@rasha_prl: Tenang disana ya de. Tuhan selalu menyertaimu :') @adesaraa,” cuit akun milik Assyifa.
 
5. Melayat korban
Selain mengecoh dengan membuat status berduka di media sosial, kedua pelaku juga melayat korban Ade Sara. Namun, akal bulus ini gagal memperdaya polisi. Polisi menangkap Hafidt saat tengah melayat. Menurut Kepala Polresta Bekasi Kota Komisaris Besar Priyo Widiyanto, Hafitd ditangkap saat melayat Ade Sara di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Kamis, 7 Maret 2014. Sejam kemudian, polisi menangkap Assyifa di Universitas Kalbis, Pulomas, Jakarta Timur. (rep05)