Kabut Asap Makin Mengancam, Gubri Kumpulkan Pengusaha
Pekanbaru-Setelah melaksanakan apel siaga bencana kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di depan kantor Gubernur Riau, Penjabat Gubernur Riau, Djohermansyah Djohan, langsung memanggil perusahaan group di lantai 8 kantor Gubernur Riau , Jumat (7/2/2014) sore. Djohermansyah Djohan sengaja meminta kepada Kadisbun Riau untuk memanggil perusahaan tersebut.
Hadir dalam pertemuan tersebut lima (5) perwakilan perusahaan grup yaitu Suharto dari Grup PT Salim Mas Ivomas, Eddy Nofiandy Perwakilan dari Grup PT. Inecda, Suhartono Perwakilan dari First Resources Group, Syamsul Rizal dari PTPN 5 dan juga Penjabat Eselon III dan IV yang berada di internal Disbun Riau.
Dalam pengarahannya Pj Gubernur mengharapkan seluruh perusahaan bersinergi dengan pemerintah dalam usaha pencegahan dan penanggulangan Karhutla. Setidaknya kata Djohermansyah, ada tiga langkah yang harus dilakukan oleh perusahaan yaitu Pertama perusahaan agar segera menanggulangi Karhutla yang telah terjadi. Karena, menurutnya kalau berkaca dari musibah kebakaran yang terjadi pada tahun lalu maka karhutla terjadi pada bulan Juli sedangkan pada tahun sekarang ini kebakaran terjadi pada bulan Januari akhir.
''Sekarang saja masih dalam siklus hujan apalagi nantinya pada puncak kemarau tentu lebih berbahaya,'' ujar Djohermansyah.
Kedua segera lengkapi alat tanggap darurat untuk kebakaran dan juga penyediaan Sumber Daya Manusia (SDM) di perusahaan dan juga masyarakat yang berada di interland perusahaan.
Ketiga terus lakukan koordinasi dengan pemerintahaan daerah dan juga pemerintahan yang berada di tingkat yang paling bawah.
''Saya sangat berharap ke depannya jangan sampai kebakaran ini semakin luas,”Ujar Djohermansyah.
Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Riau, Drs Zulher MS, menyatakan bahwa perusahaan subsektor perkebunan dari awal tahun 2014 dulu telah disurati oleh Disbun Riau.
''Dan dua minggu yang lalu kita pun telah melayangkan surat lanjutan yang langsung ditandatangani oleh Penjabat Gubernur Riau”terang Zulher.
Dalam kesempatan tersebut masing-masing perusahaan melaporkan kepada Penjabat Gubernur Riau tentang usaha yang dilakukan dan direncanakan oleh mereka.
Seperti Syamsul Rizal dari PTPN 5 mengungkapkan bahwa PTPN 5 melakukan pencegahan bukan ketika terjadi kebakaran saja. Mereka telah membentuk tim khusus yang disebut dengan tank jaga api. Tank jaga api terbentuk untuk memantau seluruh daerah yang berpotensi terjadi karhutla. tank jaga api ini bertugas untuk memantau lahan, sosialisasi karhutla, memantau sumber air yang ada dilahan berpotensi terbakar hingga mengedukasi masyarakat bagaimanacaranya membuka lahan yang baik dan benar.
''Kita juga memantau lahan perusahaan dan masyarakat yang ada di Interland kita. Jika terjadi karhutla kita pun turun langsung untuk memadamkan api,'' tambah Syamsul Rizal.
Lain pula dengan Suhartono, perwakilan PT First Resources (Surya Dumai Group) yang menyatakan bahwa dalam penanggulangan bencana kebakaran terdapat paradoks yang menyatakan bahwa banyak penduduk setempat yang tidak suka jika perusahaannya memadamkan api. Karena menurutnya bahwa masyarakat yakin dengan membakar lahan maka biaya operasional membuka lahan baru lebih murah.
''Kita bukan ingin memojokkan salah satu pihak. Tapi itulah tanggung jawab kita bersama untuk mengedukasi masyarakat agar tidak membakar lahan untuk membuka lahan,'' jelas Suhartono.
Diakhir pertemuan seluruh perusahaan sepakat untuk menanggulangi kebakaran nantinya. Kadisbun Riau, Drs Zulher MS, juga mengatakan siap berkoordinasi dengan perusahaan dalam rangka pencegahan kebakaran.
''Khusus Masyarakat Peduli Api (MPA), kita akan membuat sebuah rumusan khusus dengan perusahaan bagaimana disetiap daerah ada MPA ini,'' ujar Zulher. (rep05)
Tulis Komentar