Nasional

Pertamina Klaim tak Ada Antrean Solar di SPBU

Jakarta-PT Pertamina menyatakan penyaluran solar subsidi di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) hingga Minggu pagi telah berjalan normal seiring dengan penambahan pasokan di atas penyaluran harian normal. Pertamina telah meningkatkan pasokan solar subsidi dengan menambah antara 5 persen sampai 200 persen di atas penyaluran harian normal sesuai dengan kondisi masing-masing daerah.

Vice President Corporate Communication Pertamina Ali Mundakir mengungkapkan bahwa hingga minggu pagi, stok solar subsidi di SPBU pada level sangat aman. Pantauan dari Pusat Komando Pengendalian Implementasi Kebijakan BBM PSO Pertamina menunjukkan situasi penyaluran solar subsidi di SPBU di berbagai daerah dilaporkan normal dan lancar.

"Peningkatan penyaluran solar subsidi telah berhasil mengurai antrean pembeli di SPBU. Sejak sabtu pagi dan hari ini
dilaporkan situasi semakin kondusif," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima merdeka.com di Jakarta, Minggu (28/4).

Beberapa daerah seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, Aceh, dan Kepulauan Riau penambahannya mencapai 100 persen hingga 200 persen selama masa normalisasi. Adapun, daerah-daerah di Kalimantan, Sulawesi, dan sebagian besar Sumatera tambahan pasokan berkisar 20 persen hingga 100 persen.

"Besaran penambahan pasokan solar subsidi disesuaikan dengan permintaan dalam rangka normalisasi situasi di masing-masing daerah," tuturnya.

Untuk menjaga situasi terus berjalan kondusif, Pertamina telah menambah jumlah mobil tangki BBM, terutama solar subsidi dengan mengerahkan seluruh armada yang ada, melakukan alih pasokan ke terminal BBM terdekat untuk mempercepat pelayanan, menambah jam pelayanan terminal BBM, serta membuka pelayanan di hari Minggu.

"Sehingga masyarakat tidak perlu resah dan khawatir mengenai ketersediaan solar subsidi di SPBU," tutupnya.

Sebelumnya, Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas) mengakui ada stasiun pengisian nakal menjual solar bersubsidi kepada pelaku industri. Idealnya solar untuk pabrik atau jenis usaha lainnya memakai solar harga keekonomian. Itu sebabnya, beberapa pekan terakhir terjadi kelangkaan solar.

Ketua Umum Hiswana Migas Eri Purnomohadi mengatakan di beberapa daerah, muncul fenomena tangki truk dimodifikasi. Sehingga solar yang diisi harga bersubsidi bisa disimpan untuk disalurkan ke industri.

Kasus-kasus tangki modifikasi, lanjutnya, banyak muncul di kawasan industri Jabodetabek dan justru tidak terjadi di luar
Jawa. (rep02)