Bupati Kampar Buktikan Budidayakan Bawang Merah Sukses
KAMPAR KIRI-Tak terkira gembiranya Bupati Jefry Noer Sabtu (21/12/13) siang. Bernasnya biji bawang yang tumbuh di hamparan lahan pilot project bawang merah Desa Sei Geringging Kecamatan Kampiri lah yang membikin mantan anggota DPRD Riau ini seperti itu.
Wajah Danrem 031/WB Brigjen Prihadi Agus Irianto juga nampak berbinar. “Ini pengalaman pertama dalam hidup saya. Menjadi petani. Sebab dua bulan lalu, saya ikut menanam bawang ini. Dan sekarang saya ikut pula memetik hasil. Luar biasa,” katanya.
Berbondong-bondong orang mendampingi Jefry turun ke lahan itu untuk mencabuti bawang merah tadi. Entah siapa yang mengomandoi, dari tempat panen menuju tenda acara yang berjarak sekitar 200 meter, Jefry malah ditandu bak seorang raja.
“Hidup Pak Bupati! Hidup bawang merah! Hidup Desa Geringging. Sukses Kabupaten Kampar!” Teriak para pemegang tandu.
Di atas tandu yang terbuat dari kursi sofa sederhana itu, Jefry duduk sambil memegang ikatan bawang merah yang sudah dipanen. Matanya nampak berkaca-kaca. “Ini benar-benar luar biasa. Alhamdulillah,” katanya nyaris terbata-bata.
Sampai di tenda acara, dia segera memanggil Kadis Pertanian dan Peternakan Cokroaminoto, Camat Kampar Kiri Irianto dan Kades Sei Geringging Busmaini. “Cokro, kamu berhasil. Saya bangga. Ini untuk kamu,” kata Jefry sambil menyodorkan satu ikatan bawang merah. Omongan dan perlakukan yang sama juga diterima Irianto dan Busmaini.
“Saya sangat berterimakasih kepada semuanya, khususnya kepada warga Cirebon yang sudah mau menularkan ilmunya di sini. Mulai hari ini, saya minta supaya cangkul kita sama bentuknya dengan cangkul para pekerja dari Cirebon itu,” pinta Jefry saat didaulat menyampaikan pidato.
Dia kemudian mengangkat cangkul yang ada didekatnya. Tangkai cangkul itu pendek. Hanya sekitar setengah meter. Namun mata cangkulnya mencapai panjang lebih dari 30 sentimeter.
Jefry pun cerita kepada semua yang hadir tentang cikal bakal tanaman bawang merah tadi. Bahwa ada orang yang pesimis bawang merah bisa hidup di Kampar. Itu dia dengar sepulang dari Cirebon Jawa Barat dan Brebes Jawa Tengah meninjau sentra bawang merah yang ada di sana.
“Makin banyak orang yang merasa pesimis tentang apapun yang menyangkut Kampar makin semangat saya untuk membuktikan bahwa pesimistisnya itu tidak benar. Sebab Allah sudah mengatakan, taka ada yang tak mungkin,” katanya.
Semangat, kerja keras dan doa kata Jefry adalah kunci untuk mewujudkan yang tak mungkin tadi menjadi mungkin. “Kun faya kun kata Allah. Jadi kepada semua masyarakat Kampar, mari singsingkan lengan, bangun rasa optimis bahwa tak ada yang tak mungkin bagi orang-orang yang rusuknya tak panjang,” pinta Jefry. (CR01/RTC)
Tulis Komentar