Nasional

Rebutan Blok Siak, Pusat Diminta Penuhi Aspirasi Riau

ilustrasi
PEKANBARU - Kadin Provinsi Riau mendukung dan turut memperjuangkan agar pengelolaan ladang migas Blok Siak dan Blok Kampar dipercayakan kepada daerah. Riau sebagai daerah penghasil migas terbesar sekaligus penyumbang devisa negara di sektor ini  tidaklah terlalu berlebihan jika diberikan apresiasi serta peran dan posisi yang proporsional dalam pengelolaan ladang migas.
 
Pernyataan itu disampaikan Direktur Eksekutif Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Riau, Muhammad Herwan, Selasa (03/12/2013). Dalam konteks tersebut, terhadap alih kelola ladang Migas Blok Siak dan Blok Kampar, sambung Herwan, sepatutnya Pemerintah Pusat mengedepankan prinsip dan ketentuan perundang-undangan yang telah ditetapkan. "Aspirasi Riau untuk diberikan kewenangan dalam pengelolaan ladang migas juga patut menjadi perhatian pemerintah, tersebab Riau merupakan bagian dari Kesatuan Ekonomi Nasional selain hal ini merupakan wujud dari otonomi daerah," jelasnya. 
 
Walaupun demikian, katanya, Kadin Riau juga memberikan catatan persyaratan terhadap pemberian kewenangan bagi daerah terhadap pengelolaan blok migas tersebut.  "Blok migas tersebut  harus dikelola oleh BUMD yang profesional dengan personil yang memiliki kompetensi serta menjunjung tinggi integritas dan profesionalisme. Hal ini dapat dilakukan dengan memberdayakan SDM dan tenaga kerja Riau," tegasnya. 
 
Tentunya proses rekruitmen harus dilakukan secara profesional sehingga tidak menjadi tempat berkumpulnya sanak keluarga pejabat dan tokoh Riau maupun  jajaran komisaris dan direksi. Panggil dan ajak kembali profesional Riau yang mumpuni dan berpengalaman yang ada di banyak perusahaan nasional atau multinasional tapi jangan “akali” dan “kadali” mereka dengan praktik bisnis yang feodal dan tradisional.
 
Selanjutnya,  pemberian kewenangan pengelolaan ladang migas Blok Siak dan Blok Kampar harus dijadikan sebagai sarana transformasi knowledge dan technology, agar ketertinggalan SDM Riau terhadap sektor ini (ahli perminyakan) dapat dipersiapkan, terutama untuk menghadapi persaingan ekonomi global. Disisi lain, dengan kewenangan pengelolaan Blok Siak dan Blok Kampar oleh operator daerah diharapkan akan memberikan kesempatan kemitraan dan keberpihakan kepada pelaku usaha lokal. 
 
"Dengan demikian pelaku UKM di Riau akan dapat berpartisipasi aktif sehingga menimbulkan multiflier effect bagi perekonomian daerah maupun bagi penciptaan entrepreneur lokal yang unggul dan berdayasaing yang siap bersanding dan bertanding di arena bisnis internasional. Hal ini satu diantaranya dapat dilakukan dengan mekanisme kerjasama dan optimalisasi program CSR (Corporate Sosial Responsibility)," sebutnya.
 
Kemudian, karena cadangan migas di Riau semakin berkurang maka ekonomi Riau pasca migas menjadi suatu keniscayaan untuk segera dipersiapkan. Hal ini, satu di antaranya adalah dengan melakukan penyisihan penerimaan hasil migas (keuntungan BUMD dan DBH) untuk cadangan dana pembangunan Riau kedepan dan mengalokasikan penerimaan migas untuk program pembangunan yang berorientasi investasi jangka panjang atau tidak bersifat cost centre. 
 
Dikelola Pertamina
 
Sayangnya berdasarkan pemberitaan media nasional, Pertamina telah merebut pengelolaan Blok Siak dari Chevron Pacific Indonesia (CPI).  Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan menyatakan hal ini merupakan salah satu langkah spektakuler perusahaan plat merah itu dalam kurun waktu satu tahun ini. 
 
Sukses mengakuisisi Blok Siak bersama empat blok migas lainnya, melengkapi prestasi sebelumnya dimana Pertamina juga berhasil mengakuisisi ConocoPhilips Algeria Ltd, anak perusahaan ConocoPhilips (NYSE:COP) yang menguasai Blok 405a di Aljazair. "Kami akan tingkatkan produksi dari aksi akuisisi blok migas di luar negeri dan mengambilalih blok migas di Tanah Air yang kontraknya sudah habis," kata Karen. (rep1)