Timnas U-19 Pernah Mencuri Perhatian Bung Karno
Indonesia pernah mengukir tinta emas di ajang Piala Asia U-19. Tepatnya, saat event junior tersebut digelar di Bangkok, Thailand, 1961. Saat itu, Tim Merah Putih berkibar di tiang tertinggi bersama Burma (saat ini bernama Myanmar) usai bermain imbang tanpa gol di babak final.
Bob Hippy merupakan salah seorang saksi hidup momen spesial itu. Mantan pejabat PSSI itu mengisahkan, saat itu Tim Garuda Muda ditangani Tony Pogaknic (pelatih senior Indonesia), Djamiat Dhalhar, dan Maulwi Saelan.
Sebelum ke Bangkok, para pemain digembleng di Lapangan Kebayoran, Jalan Sisingamangaraja, Jakarta Selatan. Dari 27 pemain yang ikut TC, hanya 18 nama yang dibawa ke Bangkok. Menurut Bob, saat itu, turnamen level junior se Asia itu masih bernama Abdul Rachman Gold Cup 1961.
Bob dan rekan-rekannya bertolak ke Bangkok dengan menumpang pesawat Garuda Indonesia. Indonesia bergabung di Grup A bersama negara-negara yang saat ini menguasai sepakbola Asia: Jepang dan Korea Selatan. Sedangkan dua negara lainnya adalah Vietnam dan Singapura.
Indonesia berhasil lolos ke partai puncak setelah finis di posisi teratas Grup A dengan mengantongi dua kemenangan dan dua hasil imbang. Di babak final, Garuda Muda bertemu Burma (Myanmar) yang menjadi pimpinan grup B dengan tiga kemenangan dan satu hasil imbang.
Pertarungan melawan Myanmar berlangsung sengit. Kedua tim hanya mampu bermain dengan skor kacamata hingga babak tambahan waktu. Setelah melalui 120 menit yang melelahkan, kedua tim pun dinobatkan sebagai juara Piala Asia U-19 1961 atau Abdul Rachman Gold Cup.
"Kekuatan sepakbola saat itu didominasi Malaysia, Vietnam, Burma, Korea Selatan dan Utara. Negara Timur Tengah belum tampak kekuatannya. Jepang juga belum ada apa-apanya," ujar Bob.
Kendati harus berbagi gelar, Bob bangga bisa mengantarkan Indonesia menjadi juara setelah sempat menembus perempatfinal Olimpiade Melbourne 1956. "Kami mendapat uang dari Presiden Soekarno. Jumlahnya antara US$5 sampai 10. Uang segitu sangat banyak pada saat itu."
"Presiden Soekarno hendak ke Eropa dan transit di Bangkok. Mendengar Indonesia menjadi juara, Presiden Soekarno menyempatkan diri untuk menemui kami dan memberikan uang saku. Presiden bangga kami bisa menjadi juara," lanjut Bob yang saat itu menjadi kapten tim.
Di Indonesia, tim juga mendapat sambutan luar biasa. Tim diarak mulai dari bandara sampai lapangan Merdeka dan dijemput oleh ketua PSSI saat itu yakni Abdul Wahab Djojohadikoesoemo.
"Pada peringatan 17 Agustus 1961, kami diberi kesempatan upacara di Istana Presiden. Di situ, kami memamerkan medali yang kami dapat di hadapan Presiden," kata Bob.
Bob menambahkan, keberhasilan Indonesia tak lepas dari pembinaan dan program pembinaan usia dini. "Dulu ada kompetisi bernama Gawang. Kompetisi itu diikuti pemain dari pemain usia U-12 sampai U-17. Kompetisi tersebut memudahkan pelatih mencari bibit pemain andal," kata Bob Hippy.
"Ketika kami menjadi juara, persiapan yang kami jalani selama 2 tahun. Pemain-pemain yang ikut dalam Piala Asia U-19 1961 itu hasil dari kompetisi Gawang itu. Saya berharap, Indonesia punya kompetisi seperti itu lagi," tutur Bob dilansir vivanews.com.(rep2)
Tulis Komentar