Nasional

Anton Medan Lantik PITI Riau

Ketua Umum Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI), Ramdhan Effendi atau lebih dikenal dengan nama Anton Medan melantik pengurus DPW PITI Riau dan D

PEKANBARU - Ketua Umum Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI), Ramdhan Effendi atau lebih dikenal dengan nama Anton Medan melantik pengurus DPW PITI Riau dan DPD PITI Pekanbaru 2013-2018 di Hotel Pangeran Pekanbaru, Senin (29/7). Mantan napi ini mengingatkan warga Tionghoa di Riau jangan sampai buta politik.

"PITI memang bukan organisasi politik. Tapi secara personal, anggota PITI yang merupakan warga Tionghoa jangan sampai buta politik. Anggota PITI boleh saja berpolitik. Tapi PITI selaku organisasi dakwah dan sosial jangan sampai ditunggangi kepentingan-kepentingan politik," ujar Anton Medan.

Pendidikan politik warga Tionghoa, kata Anton, dapat diaplikasikan lewat penyaluran aspirasi suara di pesta demokrasi baik pemilihan kepala daerah, pemilihan legislatif maupun pemilihan presiden. "Warga Tionghoa jangan pasif tapi harus aktif dalam pesta demokrasi," katanya.

Anton menyebutkan PITI sangat diperlukan etnis Tionghoa, baik muslim maupun non-muslim. Bagi muslim Tionghoa, PITI sebagai wadah silaturahmi memperkuat semangat dalam menjalankan agama Islam di lingkungan keluarga yang masih non-muslim. "Sedangkan bagi etnis Tionghoa non-muslim, PITI menjadi jembatan mereka dengan umat Islam di Indonesia," lanjut Anton.

"Bagi pemerintah, PITI sebagai komponen bangsa yang berperan sebagai penghubung antara suku dan etnis serta sebagau perekat memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)," papar Anton Medan.

Lewat PITI, lanjutnya, warga Tionghoa di Riau harus bisa berperan aktif dalam proses pembangunan negeri. "Berbeda itu indah. Ayo bersama-sama membangun bangsa," imbau Anton.

Sementara Wakil Gubernur Riau, HR Mambang Mit, mengatakan, Pemprov Riau menyambut baik terbentuknya kepengurusan PITI. Ia mengajak PITI bersama-sama mambangun Riau dengan cara mensinergikan program kerjanya sesusai dengan program pembangunan Pemprov Riau.

Membang juga menyebut Riau yang dihuni oleh 34 etnis dan suku bangsa telah tumbuh sebagai daerah yang paling harmonis di Indonesia. Ini tercipta berkat terjalinnya persaudaraan dan kekerabatan yang baik antaretnis. "Alhamdulilah Riau aman dan tidak ada bentrok, tidak ada bencana alam besar, gempa, tsunami, hanya karhutla karena kelalaian oknum dan masyarakat," ujar Mambang.

Sementara itu, Ketua DPW PITI Riau, Jailani menyebutkan pelantikan ini bagian dari konsolidasi organisasi. Dengan dikukuhkannya PITI Riau dan Pekanbaru maka bisa memperlancar jalannya organisasi. "Program-program kita sudah menanti untuk dilaksanakan. Untuk menjalankan program kerja kita, dalam waktu dekat kita juga akan membentuk DPD PITI di kabupaten/kota di Riau," tegas Jailani.

Di tempat yang sama, Ketua Harian Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Riau, Dr Tang Antoni menyambut baik pengukuhan kepengurusan PITI Riau dan Pekanbaru. "Organisasi masyarakat Tionghoa Islam ini menambah warna dan khasanah baru bagi masyarakat Tionghoa di Riau. PSMTI sendiri salah satu yang mendukung lahirnya PITI di Riau," ungkap Tang.  

Sebagai organisasi yang sama-sama bermisi sosial, Tang meyakini, PSMPTI dan PITI dapat bersinergi membangun umat. "Sebagai paguyuban yang sudah lebih lama hadir di Pekanbaru, PSMPTI akan terus mensuport PITI," janji Tang.

Sambangi LP

Sebelum melantik Pengurus PITI Riau, Anton Medan menyambangi Lapas Klas II A Kota Pekanbaru. Anton langsung disambut Kepala Lapas Kelas II A Kota Pekanbaru, Dadi Muliadi bersama Kepala Kesatuan Personil Pengamanan lapas (KPLP) Pekanbaru, Bejo bersama jajarannya.

Dalam kunjungannya itu, Anton Medan menyerahkan 200 kain sarung kepada Kalapas sebagai cinderamata kepada narapidana. Saat menyampaikan tausiah yang dihadiri ratusan napi di masjid di lapas itu, Anton menceritakan pengalaman hidupnya hingga dia memeluk agama Islam saat di penjara.

Anton Medan mengajak semua napi bertobat dan melakukan sholat walaupun di penjara. Menurutnya, hidup harus dijalani dan dinikmati. "Saya berharap semua mengikuti jejak saya, dan bertobat," jelasnya.

Sementara Kalapas mengungkapkan kedatangan Anton Medan sangat berarti bagi napi di Lapas itu. Pasalnya, Anton dapat membangkitkan semangat napi untuk bertobat. "Bagaimana napi nantinya mengikuti sepak terjang Anton masuk islam saat di penjara dan bertobat," ungkapnya.

Di hadapan Anton Medan, Kalapas Kelas II A Kota Pekanbaru, Dadi Muliadi, mengatakan, sebanyak 987 napi tindak pidana umum mendapat remisi atau pemotongan masa tahanan saat Hari Raya Idul Fitri nanti. Sedangkan dalam perayaan HUT Kemerdekaan RI, Dadi mengusulkan 1.101 napi mendapat remisi. "Pada lebaran nanti, ada 16 napi yang bebas, dan 18 napi lagi bebas pada HUT RI nanti," katanya.

Ketua PMSTI Pekanbaru, Peng Suyoto yang juga mendampingi Anton Medan berharap para napi tetap menjalankan kehidupannya seperti biasa, dan berharap setelah keluar dapat berubah dan bertobat. "Semuanya sama, dan kita berharap, semua dapat berubah dan bertobat," jelasnya. (rep1)