Nasional

RI Datangkan Kedelai Impor dari AS


JAKARTA - Perum Bulog tahun ini akan melakukan impor kedelai ribuan ton dari Amerika Serikat (AS). Setidaknya setiap bulan akan datang sebesar 25.000 ton kedelai impor dari Negeri Adikuasa tersebut.

Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso mengatakan impor 25.000 ton per bulan merupakan batas minimal. "Tapi target untuk impor kedelai minimum 25.000 ton per bulan dan diperkirakan mulai pada Oktober," kata Sutarto Alimoeso ditemui di Kantor Kemenko Perekonomian, Kamis (20/6/2013).

Untuk melakukan impor kedelai tersebut, Bulog telah menyiapkan dana sekitar Rp 150 miliar. "Dana yang disiapkan tidak terlalu besar, kalau 25.000 ton x Rp 6.000 per Kg ya paling sekitar Rp 150 miliar. Impor kedelainya sendiri dari negara Amerika Serikat yang sudah menawarkan," tandasnya.

Selain itu, Sutarto menambahkan ketentuan Harga Pembelian Petani (HPP) untuk kedelai sudah keluar. Ketentuan ini diharapkan bisa mendorong petani bergairah menanam kedelai.

"HPP Kedelai sudah terbit namun penyerapannya tergantung produksi kedelai, kalau produksinya langsung bisa diserap kan selesai," tutupnya.

Sementara, untuk menstabilisasi harga kedelai, bawang dan gula dari petani, PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) menyediakan dana sebesar Rp2,5 triliun. Dana ini diperoleh dengan sinergi antara perbankan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yakni PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) dan PT Bank Mandiri Tbk.

Direktur Utama RNI Ismed Hasan Putro menjelaskan, RNI akan membeli produk pertanian dari petani saat harga rendah dengan harga standar minimum. Kemudian, bawang putih dan kedelai yang telah dibeli itu, selanjutnya disimpan pada gudang milik RNI yang tersebar di setiap kabupaten kota.

"Kami bersama BRI akan menyangga harga bawang putih dan kedelai di petani dengan alokasi dana Rp 1,75 triliun. Dengan dana ini, kami harapkan bisa menampung kedelai dan bawang putih yang dihasilkan di sentra petani dalam negeri," tutur Ismed dilansir detikfinance di kantor pusat RNI kompleks Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu 20 Maret 2013 lalu.

Dengan mekanisme resi gudang, RNI menampung bawang putih dan kedelai dari peteni, kemudian mendistribusikan langsung ke pusat grosir dan retail, melalui anak usahanya, PT Rajawali Nusindo, dengan harga terjangkau dan stabil. (rep05)