Meski Usianya Sudah 90 Tahun, Jacqueline Dwyer Lulus S2
Tidak ada kata terlambat untuk menuntut ilmu. Jacqueline Dwyer mendapat gelar Master of Philosophy dari Australian National University (ANU) di Canberra di usia 90 tahun.
Jacqueline hadir dalam wisuda hari Selasa (15/12/2015), 30 tahun setelah salah seorang putranya juga lulus dari ANU.
Dwyer lulus dari Fakultas Seni dan Ilmu Sosial.
Dalam rilis yang dikeluarkan ANU, Dwyer mengatakan bahwa hal yang paling disukainya selama menjadi mahasiswa adalah stimulasi mental yang dijalankannya.
"Di usia tua kita memerlukan hal tersebut, kalau tidak, otak kita akan mengecil." katanya.
Perjalanan untuk studi S2 tersebut muncul ketika Jacqueline, yang menulis sebuah buku di tahun 1998 mengenai migrasi yang dilakukan keluarganya dari Perancis ke Australia di abad 19, mendapat perhatian dari seorang mahasiswa PhD dari ANU.
"Seorang mahasiswa yang tidak saya ketahui sebelumnya, yang sedang menulis disertasi PhD di ANU, menulis surat dan mengatakan buku saya memperbincangkan satu masa sejarah, yang menarik buatnya," kata Jacqueline.
Mereka kemudian bertemu, dan kemudian, Jacqueline yang ketika itu sudah merencanakan menulis buku kedua, merasa bahwa dia memerlukan studi tambahan.
"Kami kemudian berbicara lama, dan hasilnya saya memutuskan menjadi mahasiswa lagi. Saya akan menulis edisi kedua lebih baik bila saya memiliki disiplin sebagai seorang lulusan universitas."
Jacqueline mengatakan bila tidak karena Perang Dunia Kedua, dia mungkin sudah menjadi mahasiswa di tahun 1940-an.
"Saya selalu memiliki ketertarikan akan bahasa Inggris dan sejarah, dan tidak melanjutkan sekolah karena waktu itu masa perang, dan sebagai warga lebih terpanggil untuk melakukan sesuatu untuk membantu negara," katanya.
"Saya kemudian menjadi pekerja sosial, dan bekerja selama beberapa tahun, namun kemudian berhenti karena tidak cocok," lanjutnya.
Dengan bantuan keluarganya, Jacqueline sekarang akan memusatkan perhatian untuk menulis edisi kedua bukunya, dan memperdalam minatnyan mengenai hubungan antara Perancis dan Australia.
Buku Jacqueline sebelumnya berjudul, Flanders in Australia: a Personal History of Wool and War. (rep05)
Tulis Komentar