Nasional

Di 2016, Tuntutan Buruh Adalah UMP Naik Hingga 25 Persen

Jakarta-Tahun 2015 tinggal sekitar 3 bulan lagi. di ujung-ujung tahun ini merupakan bulan-bulan pergerakan buruh seiring kembali bergulirnya pembahasan upah minimum provinsi.
 
Seperti yang rencana dilaksanakan 1 September besok. Gerakan Buruh Indonesia (GBI) bakal melakukan aksi. Salah satu yang menjadi tuntutan adalah kenaikan upah minimum pekerja (UMP) 2016 sebanyak 25 persen. Ketua Serikat Pekerja Nasional (SPN) Iwan Kusumawan menyatakan, pihaknya sengaja menuntut adanya kenaikan UMP tahun depan sebanyak 25 persen. 
 
Kenaikan tersebut berdasarkan perhitungan komponen hidup layak (KHL) baru yang bakal diusulkan pihak buruh. Dalam usulan KHL itu, pihak buruh menambahkan 24 komponen baru pada 60 komponen yang sudah disepakati sebelumnya.
 
"Kami menuntut agar KHL ditambah menjadi 84. Sebab, kami menilai masih banyak komponen yang diperlukan oleh pekerja dalam kehidupan sehari-hari yang belum masuk dalam KHL,” ungkapnya di Jakarta, Ahad (30/8/2015).
 
Tambahan komponen tersebut, lanjut dia, menyangkut lima aspek : perumahan, sandang, kesehatan, pendidikan, dan kemasyarakatan. Contohnya, komponen korden, kipas angin, dan mesin cuci dalam aspek perumahan. Atau komponen ponsel dan pulsa pada aspek kemasyarakatan.
 
"Masih banyak hal yang harus diperhatikan pemerintah. Misalnya, kaos lengan pendek, jaket, televisi, kosmetik, sampai dompet. Saya rasa tuntutan masih rasional," imbuhnya.
Dia menegaskan, tuntutan kenaikan gaji dan KHL tersebut juga menjadi kesimpulan dari beberapa sikap buruh. Pertama, sikap pekerja yang menolak adanya rencana penetapan UMP selama beberapa tahun sekali. Kedua, pemerintah dan pengusaha yang menggunakan kondisi ekonomi sebagai alasan untuk meningkatkan kesejahteraan buruh atau bahkan melakukan PHK.
 
Selain soal UMP, Iwan mengaku pihak buruh juga bakal meminta poin-poin lain dengan total 10 tuntutan. Mulai dari jaminan kesehatan, pengesahan undang-undang pembantu rumah tangga, hingga fasilitas kesejahteraan buruh. "Kami akan menyampaikan tuntutan ini pada 1 September ke Istana Presiden,” tegasnya.
 
Lalu bagaimana dengan tanggapan pengusaha? Direktur PT Indofood Franciscus Welirang mengaku tak habis pikir dengan cara pikir serikat buruh. Menurutnya, dunia usaha di Indonesia perlu dukungan semua pihak untuk melewati kondisi ekonomi yang lesu. Namun, serikat buruh malah mengambil sikap yang malah menyulitkan dunia usaha.
 
"Semua orang sudah tahu ekonomi dunia sedang susah. Harusnya semua bersatu daripada hanya memikirkan kepentingan sendiri. Kalau sudah melewati barulah bisa dibahas hal-hal seperti ini," terang pria yang menjabat Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) itu.
 
Dia menegaskan, pihaknya jelas tak akan mampu mengakomodasi kenaikan gaji sebesar 25 persen. Menurutnya, permintaan buruh soal UMP memang seringkali tak berbasis kondisi secara keseluruhan. "Saya mohon agar para buruh berpikir lebih bijaklah. Di saat dunia usaha harusnya menggenjot produktivitas untuk mempertahankan daya saing malah berdemo,” katanya.(rep05)