Hukum

Ya Ampun, Para Imigran Saling Tusuk untuk Bertahan Hidup

Jakarta-Ratusan imigran Rohingya dan Bangladesh yang terombang-ambing di kapal untuk mencapai negara yang mau menerimanya memang mengundang simpati. Namun, ternyata peristiwa yang mereka alami selama berada di lautan tersebut dipenuhi kisah horor  yang dilakukan sesama imigran.
 
“Satu keluarga dipukuli hingga mati dengan papan kayu oleh seorang ayah, ibu, dan anak lelakinya. Jenazah mereka kemudian dibuang ke laut,” papar seorang imigran Rohingya bernama Mohammad Amin.
 
Ia adalah satu dari 677 imigran Rohingya yang saat ini berada di Langsa, Aceh, setelah pergi dari Myanmar dengan kapal pada tiga bulan lalu. Kehadiran mereka ditolak oleh negara-negara tujuannya yakni Malaysia, dan Thailand, hingga akhirnya kapal nelayan Aceh membawa mereka ke Langsa.
 
Aksi kekerasan antarpenumpang di dalam perahu juga diceritakan Mohammad Rafique. Dia juga mengisahkan konflik sadis yang terjadi di laut. Pria 21 tahun ini menyalahkan para imigran Bangladesh yang tidak mau berbagi makanan yang tersisa dengan perempuan dan anak-anak.
 
“Mereka mengambil makanan kami. Mereka mendorong beberapa orang ke laut. Mereka memukuli dan menyerang kami dengan pisau. Saya dipukul dengan papan di kepala dan kaki,” ungkapnya, seperti dimuat The Telegraph, Senin (18/5/2015)
 
Sebaliknya, para imigran Bangladesh menyalahkan warga Rohingya yang menurut mereka melakukan penyiksaan. “Orang Burma (Myanmar) tidak memberi kami makanan dan air. Mereka menyiksa kami setiap hari,” kata seorang imigran Bangladesh bernama Mohammad Abdur Rahim.
 
Nasib para imigran tersebut sampai saat ini masih belum jelas. Malaysia telah dengan tegas menolak kedatangan mereka dan mendesak Pemerintah Myanmar serta Bangladesh untuk bertanggung jawab. Sikap serupa juga ditunjukkan oleh Thailand dan Indonesia.
 
Ketiga negara tersebut dijadwalkan akan melakukan pertemuan hari ini dan Rabu 20 Mei 2015 untuk membahas permasalahan itu. (rep05)