Nasional

Waduh, Situs Asing Bombardir Indonesia karena Salah Pemerintah

Jakarta - Meningkatnya penggunaan internet di Indonesia menjadi ajang para pemodal asing untuk menanamkan investasinya di Tanah Air. Ratusan bahkan ribuan situs asing parkir di Indonesia. Ironisnya, Asing terus mengeruk keuntungan tanpa dikenai biaya kewajiban membayar pajak ke pemerintah.

Akankah pemerintah terus diam dengan kondisi ini. Seharusnya China bisa dijadikan contoh, dengan menutup rapat-rapat perusahaan internet asing yang akan masuk.

Dengan begitu, Indonesia tidak akan mudah dijadikan ladang pengeruk kekayaan negara-negara barat. Menanggapi itu, pakar teknologi informasi dan komunikasi (TIK), Onno W. Purbo mengaku tidak heran, karena memang itu sudah terjadi sejak lama.

“Selama ini kemana saja, kalian baru pada sadar,” ujar Onno tertawa, saat dikonfirmasi Okezone, Rabu (12/11/2014). Menurutnya, masalahnya sebagian besar situs itu memang berada di luar negeri, dan tidak ada perwakilan di Indonesia untuk pemasang iklan. “Padahal, di luar negeri saja banyak yang baca orang Indonesia, tetapi tidak ada pengiklan dari Indonesia,” jelasnya. seperti yang dikutip dari Okezone.com.

Onno mencontohkan China, dimana di negeri tersebut banyak programmernya yang memiliki keahlian khusus yang dipekerjakan pemerintahnnya di industri software dan itu sudah kuat.

Pertanyaannya apakah pemerintah Indonesia selama ini membangun industri software sendiri, kan tidak. “Yang ada anak-anak muda kita berjuang sendiri dan itupun tak sebesar China. Dengan begitu tidak ada yang namanya pemasukan untuk negara,”

Akhirnya, anak-anak muda Indonesia memilih untuk buka lapak online gratisan di Facebook, Blogspot, Twitter, dan lainnya dan sayangnya lagi mereka ekspert ke Malaysia, Singpura, dan lainnya. “Jadi karena keasikan kerja dari rumah, jadi mereka beranggapan tanpa perlu izin usaha, dan gilanya mereka (anak-anak muda) berpikir tidak usah bayar pajak,” pungkasnya. Artinya, kata Onno, harus ada ketegasan dari pemerintah untuk menyikapi ini. (rep01)