Siak - Ibu bocah korban mutilasi, Misna Anggraini, menuturkan sempat menemui tersangka MD dan sang istri, DD, di Duri, Kecamatan Mandau, Bengkalis, sejak anaknya, RH, 9 tahun, tidak pernah pulang ke rumah. RH hilang pada 14 Agustus 2013.
"Kami juga sudah lapor polisi," kata Misna saat ditemui Tempo di rumahnya, Desa Pinang Sebatang Timur, Perawang, Siak, Sabtu, 9 Agustus 2014.
Setelah RH sepekan tidak pulang, Misna beserta keluaga kemudian pergi menemui MD dan DD di Duri. Kata Misna, pasangan suami-istri ini memang kerap ke Duri, Mandau, karena di sana ada rumah saudaranya.
Menurut Misna, tersangka MD cukup dekat dengan RH. Keduanya sering bermain bersama. MD pun kerap mengatar-jemput RH. "MD juga sering berkunjung ke rumah," katanya.
Namun, saat ditemui, kata Misna, MD dan DD mengaku tidak mengetahui keberadaan anaknya. Keduanya membantah telah membawa RH ke Duri. Justru keduanya seperti terkejut saat mengetahui RH hilang.
"Saat ditemui, mereka seolah-olah terkejut anak saya hilang. Mereka mengaku tidak pernah bawa anak saya," katanya mengingat kejadian setahun silam itu.
Kepolisian Resor Siak menangkap MD beserta istri dan dua teman mereka sebagai tersangka pelaku pembunuhan dan mutilasi. Polisi menyebut MD sebagai otak aksi tersebut. Dia dibantu istrinya dan dua temannya, SP dan S, saat melakukan mutilasi. Tiga korban di Siak berinisial MJ (10), OV (9), dan RH (9). Para korban adalah tetangga tersangka.
Setelah kasus itu terungkap pada 24 Juli lalu, mereka ditahan di penjara Kepolisian Resor Siak. Kepala Satuan Reskrim Polres Siak Ajun Komisaris Hary Budianto juga menyatakan pasangan suami-istri MD-DD melakukan pembunuhan dan mutilasi terhadap tiga bocah di Duri, Kecamatan Mandau, Bengkalis. Para korban di Bengkalis juga merupakan tetangga mereka. (rep01/tco)