Jakarta-Kader Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) saat ini sama-sama sedang dijerat kasus korupsi. Lucunya, kedua partai anggota koalisi pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kini malah saling serang soal kasus korupsi.
Adalah politikus Demokrat, Ruhut Sitompul, yang ikut cawe-cawe terhadap kasus dugaan suap izin impor daging sapi yang telah menjerat mantan Presiden PKS, Luthfi Hasan Ishaaq, sebagai tersangka. Saat KPK gagal menyita mobil milik Luthfi, yang diduga hasil pencucian uang, di kantor DPP PKS, Ruhut pun angkat suara.
"Jadi peristiwa terjadi di kantor PKS, KPK akan melaksanakan tugasnya, mengeksekusi mobil atau bukti lain, tapi dihalangi, baik pengamanan, massa. Dalam hal ini PKS kurang cerdas menyikapi. Ini tahun politik, partai harus memberi contoh keteladanan apalagi hukum," kata Ruhut di Kompleks Parlemen, Senayan Jakarta, Rabu (8/5).
Kalau memang yang jadi persoalan, utamanya adalah masalah administrasi, seperti surat penyitaan, Ruhut mengatakan, seharusnya tak perlu dipermasalahkan lebih jauh. "PKS harus mencontoh Demokrat," terang Ruhut soal partainya yang menurutnya terbuka pada penindakan KPK.
Serangan Ruhut itu dibalas politikus PKS, Fahri Hamzah. Menurut Fahri, Demokrat lebih buruk dari PKS. Oleh karenanya, jika ada pihak yang mewacanakan membubarkan atau membekukan PKS karena kasus dugaan korupsi oleh partai, Fahri meminta mereka melihat juga kasus Demokrat.
"Adili dulu Partai Demokrat. Dalam persidangan Grup Permai diangkut ke Bandung, sudah ada kesaksian, mobil boks. Sudah bubarin saja dulu Partai Demokrat baru bicara PKS," kata Fahri di Kantor DPP PKS, Jakarta, Sabtu (11/5).
Fahri terus menegaskan, dalam kasus suap impor daging sapi Luthfi Hasan tidak menerima uang dari Fathanah. "Ini KPK ngawur. Ini ngancam kita agar kita kendor, tapi kita enggak kendor," ujarnya.
Justru Fahri menyarankan agar KPK membekukan Partai Demokrat karena sudah ada bukti aliran dana. "Kalau Anda mau periksa harus SBY dulu, selesai. Karena uang itu jelas mengalirnya. Semua sekuriti dan saksi sudah jelas," katanya.
"Bekukan dulu Partai Demokrat melalui pembiayaan kongres, melalui Nazar dan kawan-kawan," imbuhnya. (rep02)