Bandung-William Maksum, salah seorang terduga terduga teroris Bandung yang dicokok Densus 88 beberapa hari lalu, ternyata anak salah seorang anggota Majelis Ulama Indonesia, Ade Suherman. Selain itu, Ade merupakan seorang pengawas guru dan sekolah untuk Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung dan pemimpin Yayasan Pendidikan Darul Hikmah.
"Ya, William Maksum itu anak pertama dari enam anak saya. Saya sendiri anggota Dewan Fatwa MUI Pusat yang ikut menyusun fatwa menentang terorisme," Ade mengakui saat ditemui di rumahnya, Jalan Cikoneng, Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung, Jumat petang, 10 Mei 2013.
Ade mengaku tak mengetahui bagaimana dan di mana William ditangkap Densus. Pasalnya, saat itu Ade sedang menatar guru non-PNS di kawasan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Ade mengaku mengetahui anak sulungnya itu ditangkap Densus setelah ditelepon salah seorang adiknya yang tinggal di Serang, Banten.
"Waktu jam 5 sore, adik saya sambil menangis bilang, dia lihat di TV, William ditangkap karena dianggap pimpinan teroris. Saya terus setel TV di kamar hotel, ternyata ada. Saya langsung ngagebeg (sangat kaget)," kata aktivis pendidikan yang tengah menempuh program doktoral soal politik kenegaraan menurut Syariat Islam di UIN Sunan Gunung Jati Bandung ini.
Malam itu juga, Ade pulang ke Cikoneng. "Di sini, istri saya menangis terus, lalu pingsan. Istrinya William juga nangis-pingsan," kata dia. Ade sendiri baru mendapat kabar William ditangkap Densus setelah polisi dari Polda Jawa Barat mengantarkan surat penangkapan William berikut keterangan yang juga diteken William.
Namun ia mengaku masih bingung di mana dan bagaimana William ditangkap. "Pak Eko dari Polda ini bilang, William ditangkap di Tasikmalaya hari Senin. Tapi di TV dikatakan anak saya ditangkap di Cipacing (Kabupaten Sumedang) hari Rabu (8 Mei). Di mana sebenarnya William ditangkap, saya juga masih bingung," ujar Ade. (rep02)